Jouhatsu: Fenomena Orang yang Menghilang Tanpa Jejak di Jepang

Arintha Widya - Selasa, 11 Februari 2025
Mengenal fenomena jouhatsu yang jadi gaya hidup di Jepang.
Mengenal fenomena jouhatsu yang jadi gaya hidup di Jepang. syahrir maulana

Selain tekanan pekerjaan, masalah pribadi seperti perceraian, hutang, atau skandal juga menjadi pemicu utama.

Di masyarakat Jepang, kegagalan pribadi sering kali dianggap sebagai aib yang sulit untuk diterima, sehingga menghilang tampak seperti solusi yang lebih baik daripada menghadapi konsekuensi sosial.

Ke Mana Mereka Pergi?

Bagi sebagian besar jouhatsu, menghilang tidak berarti hidup di jalanan.

Banyak dari mereka mencari perlindungan di tempat-tempat tertentu, seperti daerah kumuh dengan biaya hidup rendah atau kota kecil yang jauh dari pusat kehidupan mereka sebelumnya.

Ada juga bisnis yang disebut yonige-ya, atau "toko pelarian malam", yang membantu orang-orang menghilang secara profesional dengan menyediakan tempat tinggal baru, dokumen palsu, dan bahkan pekerjaan baru.

Fenomena ini telah menjadi bagian dari budaya Jepang selama bertahun-tahun, tetapi angka pastinya sulit diketahui.

Secara resmi, Kepolisian Nasional Jepang mencatat sekitar 82.000 orang hilang pada tahun 2015, dengan sekitar 80.000 ditemukan kembali dalam tahun yang sama.

Namun, beberapa organisasi seperti Missing Persons Search Support Association of Japan (MPS) mengklaim bahwa jumlah sebenarnya jauh lebih tinggi, mencapai ratusan ribu orang per tahun.

Sumber: Time
Penulis:
Editor: Arintha Widya


REKOMENDASI HARI INI

Jouhatsu: Fenomena Orang yang Menghilang Tanpa Jejak di Jepang