Baca Juga: Fenomena Barbie Syndrome di Amerika: Ketika Penampilan Jadi Beban Sosial
Jouhatsu dalam Budaya Populer
Fenomena jouhatsu telah menginspirasi berbagai karya fiksi di Jepang. Misalnya, dalam novel dan film Spirited Away, protagonis utama tersesat di dunia supernatural dan harus mencari jalan kembali.
Konsep menghilang juga sering muncul dalam cerita rakyat Jepang, seperti kisah kamikakushi di mana seseorang diculik oleh makhluk supranatural dan kembali dengan perubahan misterius.
Di luar fiksi, wartawan Prancis Léna Mauger telah menyelidiki fenomena ini dan menulis buku yang mengungkap kisah-kisah nyata para jouhatsu.
Namun, keakuratan beberapa klaim dalam bukunya masih diperdebatkan oleh para ahli dan warga Jepang sendiri.
Jouhatsu: Pilihan Terakhir atau Pelarian?
Bagi sebagian orang, jouhatsu adalah cara untuk menghindari kehancuran lebih lanjut dalam hidup mereka, baik secara finansial maupun emosional.
Dalam beberapa kasus, ini lebih disukai daripada menghadapi rasa malu atau bahkan bunuh diri, yang juga menjadi masalah serius di Jepang.
Seperti yang dikatakan seorang jurnalis Jepang, "Lebih baik menghilang daripada mati."
Namun, menghilang bukanlah solusi jangka panjang. Ketiadaan dukungan keluarga dan teman dapat memperburuk kondisi mental seseorang.
Meski begitu, dengan tekanan sosial yang tetap tinggi di Jepang, jouhatsu kemungkinan akan terus menjadi fenomena yang sulit dihapuskan dari masyarakat modern negeri sakura ini.
Baca Juga: Apa Itu Fenomena January Blues yang Sering Terjadi di Awal Tahun?
(*)