Baca Juga: 5 Tips Memberi Nama Anak, Perhatikan Arti dan Hindari Terlalu Panjang
1. Tradisi Jawa
Dalam budaya Jawa, penggantian nama anak sering dilakukan jika anak sering sakit.
Biasanya, nama baru diberikan setelah berkonsultasi dengan dukun bayi atau sesepuh adat.
2. Tradisi Batak
Di masyarakat Batak, pergantian nama dapat terjadi saat seseorang memasuki tahap kehidupan baru, misalnya ketika menikah atau memperoleh status sosial tertentu dalam adat.
3. Tradisi Bali
Di Bali, nama anak bisa berubah setelah mengikuti upacara tertentu. Nama baru mencerminkan jenjang kehidupan yang telah dilewati dan menjadi simbol pertumbuhan spiritual.
4. Tradisi Bugis dan Makassar
Dalam budaya Bugis dan Makassar, nama seseorang dapat diganti jika dianggap kurang baik bagi perjalanan hidupnya.
Baca Juga: 18 Pilihan Nama Bayi Gender Neutral Terinspirasi dari Selebriti Dunia
Pergantian nama ini dilakukan melalui ritual adat yang melibatkan keluarga dan tetua adat.
Penerapan Ganti Nama dalam Masyarakat
- Di Jawa, pergantian nama dilakukan oleh dukun bayi atau tetua adat setelah musyawarah keluarga.
- Di Batak, perubahan nama bisa dilakukan setelah anak mengalami peristiwa besar dalam hidupnya.
- Di Bali dan Bugis, pergantian nama dilakukan setelah ritual adat yang menandai pertumbuhan spiritual dan perubahan dalam kehidupan seseorang.
Simbol Harapan dalam Ganti Nama
Masyarakat meyakini bahwa nama memiliki kekuatan yang mempengaruhi kehidupan seseorang.
Oleh karena itu, mengganti nama dianggap sebagai cara untuk memperbaiki nasib dan memberikan harapan baru bagi sang anak.
Tradisi ini mencerminkan kepercayaan bahwa perubahan kecil, seperti nama, bisa membawa dampak besar dalam kehidupan seseorang.
Baca Juga: Lesti dan Billar Ganti Nama Anak, Simak Pertimbangan dan Prosedurnya Berikut Ini
(*)