Parapuan.co - Di berbagai daerah di Indonesia, terdapat tradisi mengganti nama anak yang masih dilakukan hingga kini.
Tradisi ini telah ada sejak zaman kerajaan Nusantara dan terus bertahan dalam beberapa budaya lokal.
Orang tua mengganti nama anak bukan tanpa alasan, melainkan karena keyakinan dan harapan tertentu bagi sang anak.
Kira-kira apa alasan orang tua mengganti nama anak dan bagaimana tradisi ini berlangsung di Tanah Air?
Simak informasi lengkapnya sebagaimana dirangkum PARAPUAN dari Instagram Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah!
Alasan Orang Tua Mengganti Nama Anak
1. Anak Sering Sakit
Dalam kepercayaan masyarakat, jika seorang anak sering sakit, bisa jadi ada energi buruk yang melekat pada namanya.
Mengubah nama diharapkan dapat mengusir energi negatif dan membawa kesehatan bagi sang anak.
Baca Juga: Tak Pakai Surname, Peracik Nama Bayi Ungkap Ciri Khas Orang Indonesia Menamai Anak
2. Nama Terlalu Berat
Beberapa nama dianggap terlalu agung atau memiliki makna yang berat untuk ditanggung oleh seorang anak.
Pergantian nama dilakukan agar anak dapat menjalani hidupnya dengan lebih ringan tanpa beban nama yang dianggap sulit.
3. Menghindari Kesialan
Jika seorang anak mengalami banyak kesulitan dalam hidupnya sejak kecil, orang tua bisa mengganti namanya untuk menghindari kesialan dan memberikan peluang baru bagi masa depan yang lebih baik.
4. Sebagai Tanda Transisi Kehidupan
Dalam beberapa budaya, penggantian nama dilakukan saat anak beranjak dewasa atau ketika seseorang menjadi pemimpin.
Ini menandakan perubahan status sosial dan tanggung jawab baru dalam hidupnya.
Contoh Tradisi Ganti Nama di Indonesia
Baca Juga: 5 Tips Memberi Nama Anak, Perhatikan Arti dan Hindari Terlalu Panjang
1. Tradisi Jawa
Dalam budaya Jawa, penggantian nama anak sering dilakukan jika anak sering sakit.
Biasanya, nama baru diberikan setelah berkonsultasi dengan dukun bayi atau sesepuh adat.
2. Tradisi Batak
Di masyarakat Batak, pergantian nama dapat terjadi saat seseorang memasuki tahap kehidupan baru, misalnya ketika menikah atau memperoleh status sosial tertentu dalam adat.
3. Tradisi Bali
Di Bali, nama anak bisa berubah setelah mengikuti upacara tertentu. Nama baru mencerminkan jenjang kehidupan yang telah dilewati dan menjadi simbol pertumbuhan spiritual.
4. Tradisi Bugis dan Makassar
Dalam budaya Bugis dan Makassar, nama seseorang dapat diganti jika dianggap kurang baik bagi perjalanan hidupnya.
Baca Juga: 18 Pilihan Nama Bayi Gender Neutral Terinspirasi dari Selebriti Dunia
Pergantian nama ini dilakukan melalui ritual adat yang melibatkan keluarga dan tetua adat.
Penerapan Ganti Nama dalam Masyarakat
- Di Jawa, pergantian nama dilakukan oleh dukun bayi atau tetua adat setelah musyawarah keluarga.
- Di Batak, perubahan nama bisa dilakukan setelah anak mengalami peristiwa besar dalam hidupnya.
- Di Bali dan Bugis, pergantian nama dilakukan setelah ritual adat yang menandai pertumbuhan spiritual dan perubahan dalam kehidupan seseorang.
Simbol Harapan dalam Ganti Nama
Masyarakat meyakini bahwa nama memiliki kekuatan yang mempengaruhi kehidupan seseorang.
Oleh karena itu, mengganti nama dianggap sebagai cara untuk memperbaiki nasib dan memberikan harapan baru bagi sang anak.
Tradisi ini mencerminkan kepercayaan bahwa perubahan kecil, seperti nama, bisa membawa dampak besar dalam kehidupan seseorang.
Baca Juga: Lesti dan Billar Ganti Nama Anak, Simak Pertimbangan dan Prosedurnya Berikut Ini
(*)