Parapuan.co - Kawan Puan penggemar idol Kpop atau selebriti Korea lainnya tentu tidak asing lagi dengan istilah cancel culture.
Cancel culture telah menjadi fenomena yang sangat berpengaruh dalam industri hiburan Korea Selatan.
Selebriti yang terlibat dalam skandal sering kali menghadapi konsekuensi berat, mulai dari kehilangan pekerjaan hingga dihapus dari dunia hiburan.
Kim Sae Ron, aktris yang meninggal dunia pada 16 Februari 2025 kemarin pernah mengalami cancel culture, dan mungkin masih hingga ajal menjemputnya.
Sae Ron terjerat kasus hukum usai mengemudi dalam keadaan mabuk di tahun 2022 lalu, yang membuatnya mengalami penurunan karier drastis.
Kala itu, ia bahkan batal main drama dan didenda setara Rp227 juta oleh berbagai pihak yang bekerja sama dengannya.
Hal ini menunjukkan betapa berpengaruhnya cancel culture terhadap kehidupan sebagian besar selebriti di Korea Selatan. Lantas, apa dampaknya?
Berikut ini uraian tentang pengaruh cancel culture terhadap kehidupan selebriti di Korea menurut para pakar seperti melansir Korean Herald!
Cancel Culture yang Kejam di Korea
Baca Juga: Mempertimbangkan Kembali Cancel Culture sebagai Alat Pengatur Perilaku
Korea Selatan (Korsel) dikenal memiliki standar moral yang tinggi bagi para selebriti.
Masyarakat tidak hanya menilai mereka berdasarkan bakat dan karya, tetapi juga perilaku dalam kehidupan pribadi.
Seperti yang dijelaskan oleh kolumnis budaya dari Chosun Ilbo, Kim Do-hun, media di Korea memiliki peran besar dalam memperburuk efek cancel culture.
"Cara media Korea meliput kasus selebriti seharusnya berubah agar selaras dengan standar global," ujar Kim.
Menurutnya, pemberitaan sensasional dapat memperburuk kondisi seorang selebriti yang tengah mengalami skandal.
Namun, kritikus budaya Kim Hern-sik menegaskan bahwa cancel culture bukan satu-satunya penyebab kehancuran karier seorang artis.
"Di negara di mana privasi selebriti tidak memiliki perlindungan hukum yang memadai, kita tidak bisa hanya menyalahkan publik," jelasnya.
Ia menyoroti bahwa kebocoran informasi oleh media dan pihak berwenang menjadi faktor utama dalam merusak reputasi artis.
Kasus Kim Sae Ron dan Konsekuensinya
Baca Juga: Diduga Lakukan Kekerasan pada Perempuan, Kim Seon Ho Alami Cancel Culture, Apa Itu?
Kim Sae Ron, yang dikenal sebagai aktris berbakat sejak kecil, mengalami penurunan popularitas drastis setelah terlibat dalam kasus DUI (driving under influence) pada tahun 2022.
Akibat kejadian ini, ia kehilangan perannya dalam drama yang sedang diproduksi dan harus membayar ganti rugi yang besar kepada berbagai pihak.
Seperti yang diungkapkan oleh profesor psikologi dari Universitas Yonsei, Lee Dong-gwi, Korea adalah masyarakat yang sangat sensitif terhadap kesalahan selebriti.
"Selebriti sengaja membangun citra positif, lalu publik menemukan bahwa citra tersebut palsu. Pola ini berulang kali terjadi dan membuat masyarakat cepat mengambil kesimpulan negatif," ungkapnya.
Kasus serupa Kim Sae Ron dialami sejumlah selebriti lainnya, termasuk aktor Lee Sun Kyun hingga Sulli yang mengakhiri hidupnya sendiri karena deras arus kritik publik.
Peluang Mendapatkan Kesempatan Kedua
Di Korea, mendapatkan kesempatan kedua bagi selebriti yang terlibat skandal sangatlah sulit.
Berdasarkan data yang dianalisis oleh sebuah media lokal, selebriti yang terlibat dalam kasus mengemudi dalam keadaan mabuk rata-rata memerlukan waktu 4,5 bulan untuk kembali ke industri hiburan.
Namun, dalam kasus Kim Sae Ron, ia masih berjuang untuk mendapatkan kembali tempatnya di industri setelah lebih dari dua tahun berlalu.
Baca Juga: Polisi Mengonfirmasi Aktor Korea Selatan Lee Sun Kyun Meninggal Dunia
Kritikus budaya Jung Duk-hyun menekankan bahwa ada beberapa syarat agar seorang selebriti bisa kembali diterima oleh publik.
"Selebriti sebaiknya mengambil jeda cukup lama untuk menunjukkan penyesalan dan menghindari kembalinya mereka ke media secara besar-besaran," jelas Jung.
Beberapa selebriti mencoba mencari peluang di luar negeri setelah skandal, seperti yang dilakukan oleh mantan anggota FT Island, Choi Jong-hoon, yang memulai kembali kariernya di Jepang.
Cancel culture di Korea Selatan memiliki dampak besar terhadap kehidupan selebriti.
Masyarakat, media, dan sistem hukum yang kurang melindungi privasi artis membuat mereka sangat rentan terhadap penghakiman publik.
Kasus Kim Sae Ron menjadi salah satu bukti bahwa satu kesalahan dapat menghancurkan karier yang telah dibangun selama bertahun-tahun.
Seiring dengan desakan dari industri hiburan untuk membentuk undang-undang yang melindungi hak artis, masih menjadi pertanyaan apakah sistem ini akan berubah di masa depan atau tetap menjadi bagian dari dunia hiburan Korea Selatan.
Entah cancel culture atau bukan, kritik yang diterima selebriti dapat membuat mereka mengalami gangguan kesehatan mental jika tidak dihentikan.
Baca Juga: Fakta Kematian Lee Sun Kyun, dari Kronologi hingga Proses Pemakaman
(*)