Faktor Risiko Henti Jantung di Usia Muda, Diduga Jadi Penyebab Kim Sae Ron Meninggal Dunia

Arintha Widya - Senin, 17 Februari 2025
Kim Sae Ron diduga alami henti jantung, kenali faktor risikonya pada usia muda.
Kim Sae Ron diduga alami henti jantung, kenali faktor risikonya pada usia muda. Instagram @ron_sae

Parapuan.co - Aktris Korea Kim Sae Ron meninggal dunia di usia 24 tahun pada 16 Februari 2025.

Kematian Kim Sae Ron sementara ini diduga disebabkan karena henti jantung. Apa itu henti jantung?

Kawan Puan perlu tahu faktor risiko henti jantung pada usia muda sebagaimana melansir National Institute of Health di bawah ini!

Mengenali Faktor Risiko Henti Jantung di Usia Muda

Henti jantung mendadak sering kali dikaitkan dengan usia lanjut, tetapi kenyataannya kondisi ini juga dapat terjadi pada orang muda.

Henti jantung terjadi ketika jantung tiba-tiba berhenti berdetak akibat gangguan irama jantung (aritmia).

Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko henti jantung pada usia muda, termasuk kondisi medis, gaya hidup, dan faktor genetik.

1. Gangguan Irama Jantung (Aritmia)

Aritmia adalah penyebab utama henti jantung mendadak. Beberapa jenis aritmia yang dapat meningkatkan risiko henti jantung di usia muda meliputi:

  • Sindrom QT Panjang (Long QT Syndrome): Kelainan bawaan yang menyebabkan irama jantung tidak teratur dan dapat memicu henti jantung.
  • Fibrilasi Ventrikel: Jenis aritmia yang membuat jantung bergetar tanpa bisa memompa darah secara efektif.
  • Sindrom Brugada: Penyakit genetik yang mempengaruhi cara listrik mengalir dalam jantung.

Baca Juga: Peran Kecerdasan Buatan dalam Deteksi dan Perawatan Penyakit Jantung

2. Kelainan Struktur Jantung

Sebagian individu di usia muda memiliki kelainan jantung bawaan yang tidak terdeteksi hingga terjadi henti jantung mendadak.

Adapun kondisi yang dapat meningkatkan risiko meliputi:

  • Kardiomiopati Hipertrofik: Penebalan otot jantung yang mengganggu aliran darah dan meningkatkan risiko aritmia.
  • Kelainan Katup Jantung: Gangguan pada katup jantung yang memengaruhi sirkulasi darah.
  • Penyempitan Arteri Koroner Bawaan: Kondisi ini dapat membatasi aliran darah ke jantung dan memicu serangan jantung serta henti jantung.

3. Faktor Genetik dan Riwayat Keluarga

Jika seseorang memiliki anggota keluarga yang pernah mengalami henti jantung mendadak, serangan jantung, atau aritmia, risikonya bisa lebih tinggi.

Kelainan genetik seperti sindrom Brugada dan kardiomiopati hipertrofik sering diturunkan dalam keluarga.

4. Penyakit yang Mempengaruhi Jantung

Beberapa penyakit dapat meningkatkan risiko henti jantung, seperti:

  • Diabetes: Mengganggu keseimbangan elektrolit yang mempengaruhi detak jantung.
  • Hipertensi: Tekanan darah tinggi dapat merusak jantung dalam jangka panjang.
  • Infeksi Jantung (Miokarditis): Infeksi virus atau bakteri yang menyebabkan peradangan pada jantung.

5. Penyalahgunaan Zat dan Gaya Hidup Tidak Sehat

Baca Juga: Dialami Emilia Contessa, Bagaimana Risiko Gagal Jantung pada Perempuan?

Beberapa kebiasaan yang dapat memicu henti jantung di usia muda meliputi:

  • Konsumsi Alkohol Berlebihan: Binge drinking dapat memicu aritmia yang berbahaya.
  • Penggunaan Obat-obatan Terlarang: Kokain, amfetamin, dan ganja dapat meningkatkan tekanan darah dan menyebabkan aritmia.
  • Konsumsi Kafein Berlebihan: Terutama dari minuman energi atau suplemen yang mengandung kafein tinggi.
  • Kurang Aktivitas Fisik atau Latihan Berlebihan: Aktivitas fisik yang tidak seimbang bisa berisiko, terutama bagi mereka yang memiliki kondisi jantung bawaan.

6. Stres dan Gangguan Emosi

Stres emosional berat, serangan panik, dan kecemasan yang berkepanjangan dapat meningkatkan risiko aritmia dan memicu henti jantung mendadak.

7. Cedera pada Dada

Benturan keras pada dada, seperti yang terjadi saat bermain olahraga kontak (misalnya sepak bola atau hoki), dapat menyebabkan gangguan ritme jantung yang berujung pada henti jantung.

Pencegahan Henti Jantung di Usia Muda

Untuk mengurangi risiko henti jantung mendadak, berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan:

  • Menjalani pemeriksaan kesehatan jantung secara rutin, terutama jika memiliki riwayat keluarga dengan penyakit jantung.
  • Menjaga pola makan sehat dan seimbang untuk mengontrol tekanan darah dan kadar gula darah.
  • Menghindari konsumsi alkohol berlebihan, rokok, serta obat-obatan terlarang.
  • Berolahraga secara teratur dengan intensitas yang sesuai dengan kondisi kesehatan jantung.
  • Mengelola stres dengan baik melalui teknik relaksasi seperti meditasi atau yoga.

Henti jantung di usia muda memang jarang terjadi, tetapi dapat berakibat fatal jika tidak ditangani dengan cepat.

Mengenali faktor risiko sejak dini dan menerapkan gaya hidup sehat bisa membantu mengurangi kemungkinan terkena kondisi ini.

Baca Juga: Ada Riwayat Keluarga, Ini Saran Ahli agar Perempuan dan Anak Terlindung dari Risiko Stroke

(*)

Sumber: National Institute of Health
Penulis:
Editor: Arintha Widya


REKOMENDASI HARI INI

Waktu Terbaik Olahraga Jalan Kaki saat Puasa dan 3 Manfaatnya