Korea Selatan telah mengambil berbagai langkah strategis untuk mengakomodasi warga berbakat di bidang sains, teknologi, teknik, dan matematika guna mencegah terjadinya brain drain.
Salah satu pendekatan utama yang dilakukan adalah dengan membangun institusi riset dan pendidikan berkualitas tinggi yang menitikberatkan pada inovasi teknologi.
Mendirikan Lembaga Riset dan Pendidikan Unggulan
Pada tahun 1966, Korea Selatan mendirikan Institut Sains dan Teknologi Korea (KIST), yang menjadi lembaga riset nasional pertama di negara tersebut.
Lembaga ini didirikan dengan dukungan Amerika Serikat dengan tujuan mengembangkan teknologi dalam negeri dan mengurangi ketergantungan pada keahlian asing.
Keberadaan KIST terbukti berdampak besar pada perkembangan industri di Korea Selatan, khususnya di sektor baja, bahan kimia, dan pembuatan kapal.
Hal ini berkontribusi pada kebangkitan perusahaan besar seperti Hyundai, POSCO, dan Samsung.
Sebelum adanya KIST, sebagian besar insinyur dan ilmuwan berbakat di Korea Selatan harus menempuh pendidikan di luar negeri.
Namun, setelah pendiriannya, KIST berhasil menciptakan ekosistem penelitian dan pengembangan yang memungkinkan mereka untuk tetap berkembang di dalam negeri.