Penulis menyoroti bahwa menghadapi PHK bukan hal yang mudah, terutama untuk pekerja perempuan yang memiliki tanggung jawab besar dalam ekonomi keluarga. PHK adalah kenyataan pahit yang dapat menimpa siapa saja, tanpa memandang jenis kelamin, usia, atau tingkat pengalaman.
Namun, bagi pekerja perempuan, dampak yang ditimbulkan dari kehilangan pekerjaan sering kali lebih kompleks dan berlapis. Bukan hanya soal kehilangan penghasilan, tetapi juga berbicara tentang tantangan sosial, psikologis, hingga hambatan untuk kembali menapaki dunia kerja.
Penting bagi banyak pihak untuk memberikan ruang untuk perempuan kembali bekerja setelah terdampak PHK. Bukannya makin mempersulit perempuan untuk kembali berkarier dengan dalih 'batasan usia' atau 'status pernikahan' yang banyak terselip dalam persyaratan kerja yang diskriminatif.
Terkait PHK di PT Sritex, Ahmad Luthfi yang kini menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah berjanji akan menindaklanjuti nasib karyawan yang terdampak PHK. Ia menjelaskan bahwa akan mengarahkan Balai Latihan Kerja (BLK) dan membantu untuk mendapatkan pekerjaannya kembali.
"Nanti kita vokasi. Jadi artinya kita akan siapkan BLK-BLK. Saya sudah koordinasi dengan tingkat kementerian untuk kita latih mereka yang PHK," ujar Ahmad Luthfi dikutip dari Kompas.com.
Bukan itu saja, Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Jawa Tengah, Ahmad Aziz juga menyebut semua karyawan yang terkena PHK akan difasilitasi kembali untuk mendapatkan pekerjaan.
"Bagi pekerja yang masih ingin di perusahaan lain kita arahkan ke sana," ujar Ahmad Aziz dikutip dari Kompas.com.
Dari penjelasan Ahmad Lutfi dan Ahmad Aziz, penulis berharap bahwa apa yang mereka sampaikan bukan sekedar 'janji-janji manis' belaka, melainkan benar-benar memberikan peluang kerja untuk pekerja perempuan yang terdampak.
Kalaupun sudah ada lapangan pekerjaan untuk pekerja yang terdampak PHK PT Sritex, penulis berharap agar pemerintah tidak berat sebelah alias memberikan peluang kerja hanya pada laki-laki yang dianggap sebagai kepala keluarga dan pencari nafkah utama dibandingkan perempuan. Kenyataannya, perempuan juga memiliki andil besar dalam menyeimbangkan perekonomian keluarganya.
Baca Juga: Menilik Gelombang PHK di Industri Media: Mengapa Fenomena Ini Terjadi?
(*)