Makanan Kemasan Dulu VS Sekarang: Perubahan Bahan yang Makin Kompleks

Arintha Widya - Rabu, 5 Maret 2025
Makanan Kemasan Dulu VS Sekarang
Makanan Kemasan Dulu VS Sekarang Olga Naumova

Parapuan.co - Seiring waktu, banyak makanan kemasan mengalami perubahan baik dari segi bahan maupun kemasan. Faktor seperti efisiensi produksi, daya tahan produk, serta perubahan tren kesehatan dan selera konsumen menjadi alasan utama di balik perubahan ini.

Selain kemasan yang berubah, bahan pada makanan kemasan sekarang semakin kompleks. Berikut beberapa contoh makanan kemasan yang mengalami perubahan signifikan dari dulu hingga sekarang mengutip Danya Holistic Health!

1. Skippy Peanut Butter

Dulu: Dikemas dalam kontainer kaca dan mengandung kacang, garam, serta gula sederhana. Sekarang: Menggunakan kemasan plastik dan bahan tambahan seperti roasted peanuts, sugar, hydrogenated vegetable oil (cottonseed, soybean, dan rapeseed oil).

Perubahan ini menunjukkan adanya tambahan minyak terhidrogenasi yang dapat memperpanjang masa simpan tetapi juga meningkatkan kandungan lemak trans.

2. Kentang Goreng McDonald's

Dulu: Hanya terdiri dari kentang, lemak sapi, dan garam. Sekarang: Mengandung kentang, vegetable oil (canola oil, corn oil, soybean oil, hydrogenated soybean oil), natural beef flavor (turunan susu dan gandum), dextrose, sodium acid pyrophosphate (untuk menjaga warna), serta garam.

Perubahan ini menambahkan lebih banyak minyak nabati dan bahan tambahan untuk memperbaiki rasa dan daya tahan.

3. Heinz Saus Tomat

Baca Juga: Sekilas Memang Mirip, Ini 5 Perbedaan Saus Tomat dan Pasta Tomat

Dulu: Dibuat dari tomat matang, gula tebu, cuka, dan rempah segar. Sekarang: Menggunakan tomato concentrate dari tomat merah matang, distilled vinegar, corn syrup, high fructose corn syrup, garam, spice, onion powder, dan natural flavoring.

Penambahan high fructose corn syrup menggantikan gula tebu sebagai pemanis yang lebih murah.

4. Hershey’s Sirup Cokelat

Dulu: Mengandung gula, air, glukosa, kakao, garam, dan perisa buatan. Sekarang: Mengandung high fructose corn syrup, air, gula, kakao, potassium sorbate (pengawet), xanthan gum, mono dan diglycerides, polysorbate 60, serta vanillin (perisa buatan).

Peningkatan bahan tambahan ini bertujuan memperpanjang masa simpan dan meningkatkan tekstur.

5. Ritz Crackers

Dulu: Dibuat dari enriched wheat flour, rye flour, shortening, sugar, corn sweetener, malted bakery flour, garam, dan ragi. Sekarang: Menggunakan unbleached enriched flour, soybean oil, canola oil, palm oil, gula, garam, leavening (calcium phosphate, baking soda), high fructose corn syrup, soy lecithin, dan natural flavor.

Ada lebih banyak minyak nabati dan sirup jagung tinggi fruktosa dibandingkan sebelumnya.

6. Honey Nut Cheerios

Baca Juga: Sedang Viral di TikTok, Ternyata Begini Tips Memasak Cepat Cracksu

Dulu: Berisi oat flour, gula, wheat germ, pati gandum, madu, brown sugar, garam, almond, dan trisodium phosphate. Sekarang: Menggunakan whole grain oats, sugar, oat bran, corn starch, honey, brown sugar syrup, garam, tripotassium phosphate, rice bran oil, canola oil, natural almond flavor, serta vitamin E untuk menjaga kesegaran.

Penggunaan whole grain lebih ditekankan, tetapi juga ada lebih banyak bahan tambahan.

7. Chips Ahoy

Dulu: Dibuat dari enriched wheat flour, rye flour, gula, cokelat, shortening, malt, whey solids, garam, leavening, lecithin, dan perisa buatan. Sekarang: Mengandung unbleached enriched flour, semisweet chocolate chips, sugar, soybean oil, canola oil, palm oil, high fructose corn syrup, leavening (baking soda, ammonium phosphate), garam, natural dan artificial flavor, serta caramel color.

Perubahan ini menunjukkan penggunaan lebih banyak minyak nabati dan sirup jagung tinggi fruktosa.

Secara umum, makanan kemasan mengalami perubahan besar dalam komposisi bahan dan jenis kemasan. Kemasan kaca banyak digantikan oleh plastik demi alasan efisiensi dan keamanan.

Dari segi bahan, banyak produk beralih menggunakan pemanis buatan, sirup jagung tinggi fruktosa, serta minyak nabati untuk meningkatkan rasa, memperpanjang daya simpan, dan menekan biaya produksi.

Namun, perubahan ini juga memunculkan pertanyaan tentang dampaknya bagi kesehatan, terutama terkait peningkatan konsumsi gula tambahan dan lemak trans. Oleh karena itu, konsumen perlu lebih cermat dalam membaca label makanan dan memilih produk yang lebih sehat.

Baca Juga: 4 Tips Membuat Fish and Chips ala Devina Hermawan yang viral di TikTok

(*)

Sumber: Instagram
Penulis:
Editor: Arintha Widya


REKOMENDASI HARI INI

Bagaimana Memilih Nama Bayi yang Tepat? Hindari Terlalu Panjang