Tujuan Terkait
Tujuan Lestari terkait

Ini Kunci Penting Memahami Kesehatan Perempuan dengan Melacak HRV dan Siklus Menstruasi

Tim Parapuan - Senin, 10 Maret 2025
Woman using smartwatch with digital assistant for health
Woman using smartwatch with digital assistant for health

Perempuan cenderung merasa lebih percaya diri dan memiliki peningkatan libido, tetapi juga mungkin lebih rentan terhadap stres atau gangguan tidur.

  • Fase Luteal (Hari 17–28)

Setelah fase ovulasi, hormon progesteron meningkat, mempersiapkan tubuh untuk kemungkinan kehamilan. Di fase ini HRV mulai menurun secara bertahap, yang mencerminkan peningkatan stres fisiologis.

Gejala seperti kelelahan, perubahan mood, meningkatnya sensitivitas terhadap stres, dan gangguan tidur akan sering terjadi. Pada akhir fase luteal, sebelum menstruasi dimulai kembali, beberapa perempuan mengalami PMS (premenstrual syndrome), yang dapat semakin menurunkan HRV dan meningkatkan perasaan lelah atau mudah tersinggung.

Menurut Certified Nutritionist, Alvina Olivia dalam acara Garmin X IWD 2025  yang dihadiri PARAPUAN (6/3), dengan melacak HRV, perempuan tidak hanya dapat mengenali pola energi dan stres, tetapi juga membuat keputusan yang lebih tepat untuk menjaga keseimbangan fisik dan mentalnya. 

Lalu, mengapa HRV begitu penting bagi kesehatan perempuan? Berikut beberapa alasan utama yang dapat membantu kita mengoptimalkan kesejahteraan sehari-hari.

1. Mengelola Stres dan Kesehatan Mental

Perubahan HRV dapat menunjukkan tingkat stres yang dialami tubuh kita. Jika HRV lebih rendah di fase luteal, ini adalah tanda bahwa tubuh membutuhkan lebih banyak waktu untuk beristirahat. Menambahkan meditasi, pernapasan dalam, atau aktivitas relaksasi dapat membantu menjaga keseimbangan emosional.

Baca Juga: Meta Hapus Filter Wajah dan Efek AR, Bagaimana Nasib Kreator dan Pengguna?

2. Menyesuaikan Latihan Fisik dengan Siklus

Melacak HRV membantu kita mengetahui kapan waktu terbaik untuk latihan intensitas tinggi dan kapan sebaiknya fokus pada pemulihan. Misalnya, latihan berat lebih cocok dilakukan di fase folikular, sementara yoga atau stretching lebih bermanfaat di fase luteal.

"Since it's our recovery phase, contoh kalau di fase luteal kita jangan terlalu dipaksakan, and try to listen out our body. Pokoknya dalam hal ini, apapun yang kita lakukan, such makan, tidur, olahraga, atau pikiran harus align sama sinyal tubuh kita," ujar Alvina Olivia.

Sumber: Cleveland Clinic,Frontiers in Aging Neuroscience
Penulis:
Editor: Citra Narada Putri

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari, program KG Media yang merupakan suatu rencana aksi global, bertujuan untuk menghapus kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan.



REKOMENDASI HARI INI

Ini Rekomendasi Pembersih Alat Makeup dengan Aroma Takjil Ramadan