Baca Juga: 5 Produk Non-Dairy Pengganti Susu Sapi untuk Anak 12 Bulan ke Atas
Fakta Lain Seputar Susu
1. Susu Mentah vs Susu Pasteurisasi: Sheth mengingatkan bahwa susu mentah bukan lebih bergizi dari susu pasteurisasi: "Susu mentah justru berisiko membawa bakteri seperti E.Coli dan salmonella."
2. Susu Organik vs Susu Konvensional: Meskipun susu organik bebas dari antibiotik dan pestisida, Vandana Sheth menyatakan bahwa, "baik susu organik maupun konvensional memiliki profil nutrisi yang sama dan sama-sama aman dikonsumsi."
Jika Kamu Memutuskan untuk Berhenti Konsumsi Susu
Sheth menyarankan untuk tidak langsung berhenti total. "Lebih baik memulai dengan perubahan kecil. Misalnya, mengganti susu sapi dengan susu kedelai, kacang polong atau almond secara bertahap."
Sementara itu, Cynthia Sass menambahkan beberapa tips lain seperti mengganti yogurt dengan versi non-dairy berbahan kacang, atau menggunakan alpukat sebagai pengganti keju. Untuk kebutuhan protein, kamu bisa mengandalkan makanan seperti quinoa, tahu, telur, ikan, atau daging tanpa lemak.
Jangan lupa juga memenuhi kebutuhan kalsium dari sayuran hijau, biji chia, biji wijen, dan rumput laut. Sementara untuk vitamin D, konsumsi jamur portobello yang terpapar sinar UV, ikan salmon liar, sarden, dan telur dari ayam yang dipelihara secara alami.
Kesimpulannya, baik susu dairy maupun non-dairy punya keunggulan dan tantangan masing-masing. Pilihan terbaik adalah yang paling sesuai dengan kebutuhan tubuh, kondisi kesehatan, dan gaya hidupmu.
Jika ragu, konsultasikan dengan ahli gizi agar bisa menentukan jenis susu yang paling cocok untukmu dan keluargamu.
Baca Juga: Rekomendasi Susu Penambah Nafsu Makan Anak Usia 2 sampai 13 Tahun
(*)