Baca Juga: 3 Strategi Hidup dengan Kondisi ADHD, Seperti Dialami Fuji Viral di TikTok
Tanda ADHD yang Sebenarnya
Menurut Dr. Daniel Huy, ADHD terbagi menjadi tiga jenis utama: inattentive, hyperactive, dan kombinasi. Pada anak dan remaja, beberapa tanda yang umum antara lain:
- Sulit mempertahankan perhatian/konsentrasi.
- Pola pikir yang kaku.
- Kinerja akademik yang tidak konsisten.
- Mudah terdistraksi.
- Sulit mengikuti instruksi dan menyelesaikan tugas.
- Tidak bisa duduk diam, banyak berbicara, dan sering menyela orang lain.
Faktor genetik juga diperhitungkan, karena ADHD cenderung diturunkan dalam keluarga. Profesional akan mengevaluasi riwayat perkembangan anak, fungsi eksekutif, prestasi sekolah, fungsi sosial, regulasi emosi, dan kemampuan mengendalikan diri secara keseluruhan.
Kondisi Lain yang Sering Disangka ADHD
Dr. Jessica McCarthy, seorang psikolog klinis, mengatakan bahwa banyak kondisi yang bisa disalahartikan sebagai ADHD, terutama yang berkaitan dengan fungsi lobus frontal otak. Beberapa di antaranya adalah:
- Gangguan kecemasan
- Depresi
- PTSD
- Gangguan kepribadian
- Bipolar
- Autisme
"Jika seseorang tidak bekerja dengan profesional yang memahami perbedaan halus antar gangguan ini, maka diagnosis bisa salah," katanya. McCarthy juga mengaku frustrasi saat mendengar komentar seperti, "Sekarang semua orang merasa punya ADHD" atau "Semua orang sedikit banyak punya ADHD".
"Itu tidak menghormati dan mengecilkan perjuangan nyata yang dialami oleh individu dengan ADHD setiap harinya," terangnya lagi. "ADHD adalah diagnosis yang berdampak pada prestasi akademik dan pekerjaan, kesehatan emosional dan fisik, hingga hubungan sosial seseorang."
Apa yang Harus Dilakukan Jika Anak Merasa Punya ADHD?
Jika remaja mengungkapkan bahwa mereka merasa punya ADHD, Young menyarankan orang tua untuk mendengarkan tanpa menghakimi. "Mereka mungkin sedang mengalami kesulitan nyata—terlepas dari apakah itu karena ADHD atau bukan. Respons yang meremehkan bisa membuat mereka merasa tidak didengar," ungkapnya.
Lanjutkan dengan bertanya, misalnya:
- Apa yang membuat kamu merasa punya ADHD?
- Bagaimana tantangan ini memengaruhi kehidupan harianmu?
- Apakah masalah ini sudah terjadi dalam waktu yang lama?
Setelah itu, sebaiknya lakukan evaluasi dengan psikolog, psikiater, atau dokter anak yang berpengalaman dalam menangani ADHD. Profesional dapat menilai gejala anak, menyingkirkan kemungkinan gangguan lain, dan memastikan apakah diagnosis ADHD tepat.
Baca Juga: Jessie J Didiagnosis ADHD, Begini Cara Mendukung Perempuan dengan Masalah Kesehatan Mental
(*)
“Sementara menunggu evaluasi, fokuslah pada dukungan praktis—seperti memperbaiki keterampilan organisasi, kebiasaan belajar, atau menangani masalah emosional,” kata Young. “Entah ADHD atau bukan, membantu remaja memahami tantangan mereka dan membangun strategi yang efektif akan sangat bermanfaat dalam jangka panjang.”