Mendampingi Remaja di Era Digital, Peran Baru Bagi Perempuan

Tim Parapuan - Senin, 21 April 2025
Ibu dan remaja perempuan bermain gadget bersama
Ibu dan remaja perempuan bermain gadget bersama Freepik

Salah satu langkah konkret yang bisa diambil adalah melalui program Cerdas Digital yang diinisiasi oleh Meta bersama komunitas Keluarga Kita. Di tahun keduanya, program ini menyasar ibu dan orang tua dengan menyediakan lokakarya literasi digital. Fokusnya bukan hanya pada aturan, tapi pada pemahaman dan pendampingan.

Dalam kesempatan acara peluncuran Cerdas Digital 2025 pada Rabu lalu, Meta dan komunitas Keluarga Kita, memberikan beberapa panduan praktis yang bisa Kawan Puan lakukan, antara lain:

1. Manajemen waktu layar

Seorang ibu perlu belajar menetapkan durasi penggunaan perangkat yang seimbang dan konsisten, misalnya dengan membuat jadwal harian yang disepakati bersama anak. Tidak hanya itu, ibu juga dilatih untuk membaca pola kebiasaan digital anak, seperti aplikasi yang sering digunakan, waktu paling aktif, dan alasan anak menggunakan gadget, tanpa bersikap menghakimi. Pemahaman ini membantu orang tua lebih bijak dalam menentukan kapan saatnya mengingatkan anak untuk beristirahat dari layar.

2. Mencegah kontak asing

Para orang tua diharapkan dapat memahami berbagai fitur pengamanan di media sosial, seperti pengaturan privasi, pembatasan siapa yang bisa mengirim pesan langsung (DM), hingga fitur pelaporan akun mencurigakan. Ibu juga belajar mengenali tanda-tanda awal eksploitasi, seperti anak yang tiba-tiba menarik diri, mendapat pesan dari akun anonim, atau menyembunyikan aktivitas daringnya. Strategi preventif ini memberi bekal nyata agar ibu mampu melindungi anak sebelum risiko berkembang.

3. Membangun komunikasi terbuka

Menekankan pentingnya menciptakan suasana aman bagi anak untuk bercerita. Ibu dilatih untuk memulai percakapan dengan pendekatan empatik dan terbuka, bukan dengan interogasi, tetapi dengan ketulusan mendengar. Topik seperti apa yang membuat anak nyaman atau tidak di internet, siapa yang biasa mereka ajak bicara, dan bagaimana perasaan mereka saat melihat konten tertentu, menjadi pintu masuk untuk membangun kepercayaan dan keterbukaan yang berkelanjutan.

Baca Juga: Mengenal Apa Itu Democratic Parenting dan Penerapannya dalam Mengasuh Anak

Najelaa Shihab, pendidik dan pendiri Keluarga Kita, menekankan bahwa perlindungan digital bukan semata soal teknologi, melainkan relasi. “Keluarga perlu memperkuat hubungan, menumbuhkan disiplin, dan terlibat secara efektif dalam perjalanan digital remaja kita,” ungkapnya. 

Sayangnya, banyak dari kita justru terjebak dalam pendekatan larangan. Karena merasa tidak paham, kita memilih memutus akses anak terhadap internet, dengan harapan itu akan menghindarkan mereka dari bahaya.

Sumber: Berbagai sumber
Penulis:
Editor: Arintha Widya