"Anak-anakku tidak pernah main game, lebih ke menonton video. Jadi tak apa menurutku selama videonya cocok untuk anak.
"Biasanya aku pilih dulu (lalu) aku download video-video untuk anak, jadi mereka tinggal tonton di galeri video, bukan anak mencari sendiri (video) di internet," jelas Shintya.
Beda gawai, beda pula durasinya; kedua anaknya tidak pernah berinteraksi dengan telepon pintar lebih dari 2 jam sehari, sedangkan mereka umumnya betah menikmati film kartun di layar laptop sekitar setengah hari.
Baca Juga: Ragam Aktivitas untuk Mendukung Quality Time dengan Anak Selama WFH
Shintya dan suami bergantian mengawasi kedua anaknya kala seru-seruan dengan gawai di ruang keluarga.
Walau tidak menjadwal waktu anak dengan gawai, mereka tetap menyuruh anak berhenti kalau sudah terlalu lama yang kadang membuat anak sebal.
"(Solusinya) Aku alihkan perhatian mereka ke mainan lain atau ajak berkegiatan lain. Secara garis besar berhasil karena anak-anak punya (mainan atau kegiatan) kesukaan masing-masing," tutup Shintya.
Apakah cerita para ibu ini menginspirasi Kawan Puan saat mengasuh anak? (*)