Situasi Adil antara Laki-laki dan Perempuan Harus Diciptakan Demi Kesetaraan Gender

Shenny Fierdha - Rabu, 17 Februari 2021
Ilustrasi kesetaraan gender
Ilustrasi kesetaraan gender

 

Parapuan.co - Kesetaraan gender jadi topik yang enggak ada habisnya ya, Kawan Puan. 

Bahkan dua pebisnis perempuan profesional menekankan pentingnya untuk menciptakan situasi yang adil antara laki-laki dan perempuan demi terwujudnya kesetaraan gender. 

Situasi yang adil tersebut penting kiranya untuk dunia kerja dan dunia pada umumnya.

Hal tersebut diungkapkan oleh Mantan CEO dan Ketua PepsiCo, Indra Nooyi, dan CEO P&G Global Baby and Feminine Care, Fama Fransisco.

Indra dan Fama menjadi pembicara dalam webinar via Zoom yang diselenggarakan oleh perusahaan global Procter & Gamble (P&G) bekerja sama dengan badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk perempuan UN Women pada Rabu (17/2/2021).

Perempuan Diharapkan Membuat Lebih Banyak Keputusan

“Kenapa kita tidak bisa punya situasi yang memungkinkan perempuan untuk membuat lebih banyak keputusan (dalam dunia kerja)?” ujar Indra dalam webinar.

Gagasan Indra ini tidak lepas dari realita dunia kerja yang umumnya didominasi oleh laki-laki di posisi pucuk perusahaan.

Baca Juga: Rohana Kudus: Pendiri Media Perempuan Pertama Indonesia yang Jadi Pahlawan Nasional!

Menurutnya, perempuan maupun orang-orang dari berbagai ras, mulai dari ras Hispanik sampai orang berkulit hitam, memiliki banyak potensi untuk mengembangkan diri dan perusahaan.

Indra pun menyayangkan sikap menghakimi terhadap perempuan yang terjadi baik di dunia kerja maupun keseharian.

Sikap menghakimi tersebut dilakukan oleh laki-laki terhadap perempuan, maupun oleh sesama perempuan sendiri.

“Jika kamu tidak banyak bicara, kamu dianggap pendiam. Kalau kamu banyak bicara, kamu dianggap berisik. Terkadang perempuan bahkan bersikap begitu terhadap perempuan lain,” sesal Indra.

Dia mengatakan bahwa sebaiknya sesama perempuan saling menjaga alih-alih saling menjatuhkan.

Kalau memang seorang perempuan patut dikritik, lanjutnya, maka lakukanlah dengan cara yang baik dan membangun.

“(Sebab) kritik yang disampaikan dengan lembut dapat berdampak lebih besar. Kita harus sama-sama bersedia menerima masukan yang jujur,” pungkas Indra.

Hilangkan Unconscious Bias

Sementara itu, Fama mengungkapkan bahwa menciptakan situasi yang adil antara laki-laki dan perempuan demi kesetaraan gender merupakan tanggung jawab sosial bersama.

Salah satu cara untuk mewujudkannya adalah dengan menghilangkan unconscious bias dari dunia kerja dan kehidupan sehari-hari.

Baca Juga: Mengenal Komunitas Ibu Punya Mimpi, Wadah Perempuan Pengusaha

Berdasarkan informasi pada situs Vanderbilt.edu, unconscious bias atau bias yang tidak disadari merupakan prasangka atau penilaian tak berdasar terhadap benda, orang, atau kelompok secara tidak adil.

Prasangka tersebut bisa positif maupun negatif.

Fama mencontohkan pengalaman unconscious bias yang dulu pernah dialaminya di dunia kerja.

“Di awal karir saya, ada seorang manajer yang pernah berkata kepada saya, ‘Mungkin kamu terlalu pendiam atau terlalu baik untuk berkembang di perusahaan ini’,” kenang Fama tanpa merinci nama perusahaan yang dimaksud.

Namun dia tidak ambil pusing dengan sikap manajer lamanya itu.

Fama tetap tekun bekerja hingga akhirnya dia berhasil menduduki jabatan tinggi seperti sekarang.

Dia berharap generasi perempuan kini dan nanti dapat menikmati perlakuan yang lebih baik dibandingkan yang dia dulu alami, baik di dalam maupun di luar dunia kerja.

Menurut pemberitaan oleh Kompas.com, hasil survei Organisasi Buruh Internasional (ILO) pada Juli 2020 menunjukkan bahwa pekerja perempuan Indonesia dibayar 23 persen lebih rendah dibandingkan pekerja laki-laki.

Padahal jenis pekerjaan yang dilakoni keduanya setara.

(*)

Baca Juga: Jadi Tulang Punggung Keluarga, Jessica Mila Tetap Utamakan Pendidikan

Sumber: Kompas.com,webinar,vanderbilt.edu
Penulis:
Editor: Kinanti Nuke Mahardini