Ketahui Perbedaan Psikolog dan Psikiater, Serupa Tapi Tak Sama!

Aghnia Hilya Nizarisda - Minggu, 21 Februari 2021
Serupa tapi tak sama, ketahuilah perbedaan psikilog dan psikiater.
Serupa tapi tak sama, ketahuilah perbedaan psikilog dan psikiater. purewow.com

Parapuan.co - Siapakah di sini Kawan Puan yang pernah merasa ragu-ragu ingin pergi ke psikolog atau ke psikiater?

Selain karena stereotip yang berkembang, sebagian Kawan Puan mungkin merasa bingung tepatnya harus ke psikolog atau psikiater.

Psikolog dan psikiater memang tampak serupa karena sama-sama ahli ilmu kejiwaan, tetapi kedua profesi ini tidaklah sama.

Baca Juga: Kekerasan Emosional Bisa Berdampak Serius. Apa yang Harus Dilakukan?

Memang masih banyak yang belum bisa membedakan dan tahu bedanya psikolog dan psikiater karena masalah yang diatasi pun sama-sama kesehatan mental.

Alhasil muncul pertanyaan, apa bedanya? Kapan kita perlu ke psikolog dan kapan kita perlunya ke psikiater?

Rupanya, dilansir dari Nova.id, sejak dari ilmu hingga cara penanganan yang akan diberikan kedua profesi ini berbeda.

Ilmu yang Diemban

"Ilmu yang diemban psikiater dan psikolog berbeda. Psikiater itu awalnya dia dokter, lalu mengambil jurusan psikiater, dan dia bisa memberikan obat," ujar psikolog Sukmayanti.

Sedangkan, psikolog mengemban ilmu pendidikan psikologi. Sehingga mereka tidak bisa memberikan pbat-obatan untuk menyembuhkan pasien.

Cara dan Sikap Penanganan

Kawan Puan tidak akan dianggap sama oleh psikolog dan psikiater. Jika Kawan Puan konsultasi ke psikolog, maka akan dianggap klien.

Baca Juga: Ini Alasan Kenapa Pria Memilih Selingkuh dari Pasangan Menurut Psikolog

Sedangkan, jika datang ke psikiater, maka Kawan Puan akan dianggap pasien karena membutuhkan bantuan obat-obatan tertentu untuk mengatasi masalah.

Namun, baik Kawan Puan dianggap pasien atau klien, kedua profesi tersebut tidak akan asal-asalan dalam menganalisa masalah.

Sehingga, ketika Kawan Puan memilih datang ke psikolog atau psikiater sekalipun, tidak serta merta masuk dalam kategori gila.

Saling Bersinergi

Meski cara menangani masalahnya berbeda, Sukmayanti bilang, psikolog dan psikiater selalu bersinergi untuk menangani masalah kejiwaan seseorang.

Misalnya, ada seorang klien yang sudah berkonsultasi dengan psikolog dalam jangka waktu tertentu. Selama itu, psikolog melihat masalah itu sudah termasuk penyakit gangguan jiwa.

"Kalau dia sudah terlihat ingin menyakiti diri sendiri atau lingkungan, kita pasti akan bersinergi dengan psikiater untuk memberikan obat, seperti obat penenang," ujar Sukmayanti.

Baca Juga: Menghadapi Gagal Nikah, Ini Cara Untuk Move On Menurut Psikolog

Setelah itu, psikolog akan membantu dan membimbing pasien untuk menyelesaikan masalah kejiwaannya. Inilah kesamaan lain dari kedua profesi ini.

Jadi, seperti yang Kawan Puan tahu, psikolog dan psikiater punya tugas membantu kita mengenali diri sendiri dan membuat kejiwaan lebih sehat. (*)



REKOMENDASI HARI INI

Ada Budi Pekerti, Ini 3 Film Indonesia Populer yang Bertema Guru