Begini Cara Dukung Working Mom Agar Tetap Produktif dan Enggak Stress

Shenny Fierdha - Sabtu, 6 Maret 2021
Ilustrasi ibu bekerja atau working mom
Ilustrasi ibu bekerja atau working mom iStockphoto

Parapuan.co - Perempuan yang bekerja merupakan kenyataan lumrah yang terjadi di dunia saat ini, baik perempuan yang masih lajang maupun yang sudah menikah.

Umumnya, perempuan yang masih lajang dan bekerja tidak terlalu sulit mengatur waktu antara untuk diri sendiri, keluarga, dan pekerjaan.

Ini karena mereka umumnya tidak memiliki tanggungan anak.

Sementara, bagi perempuan yang bekerja dan sudah menikah serta punya anak, biasanya terasa lebih sulit.

Para working mom, atau ibu yang bekerja, harus cermat membagi waktu untuk tiga peran berbeda: sebagai pegawai, istri, dan ibu.

Baca Juga: Bukan Hal Egois, Begini Langkah Self-Care untuk Ibu yang Bekerja

Ingat, satu hari hanya 24 jam dan ketiga peran itu masing-masing menuntut perhatian dan waktu yang banyak.

Sementara, ibu yang bekerja pun tetap butuh istirahat dan waktu pribadi (me time) agar tidak stres.

Tentu dibutuhkan cara khusus untuk membantu ibu yang bekerja supaya tetap bisa melakukan pekerjaannya di kantor dan di rumah dengan baik.

Situs Entrepreneur.com memuat lima cara untuk mendukung ibu yang bekerja seperti berikut:

1. Jangan Terpaku pada Jam Kerja

Selama pandemi, rasanya istilah jam kerja yang saklek sudah tidak berlaku mengingat hampir semua orang bekerja dari rumah.

Karena lebih fleksibel, pegawai jadi bisa bekerja di luar jam kantor yang kaku jika diperlukan.

Terkait ibu yang bekerja, janganlah terpaku pada pukul berapa mereka mulai dan selesai bekerja per hari.

Baca Juga: Sibuk Bekerja tapi Harus Menemani Anak? Ketahui 3 Tips Mengatur Waktu

Jika mereka baru menyelesaikan pekerjaannya pagi-pagi buta atau larut malam, hargailah dan coba atur jadwal kerja yang pas untuknya.

Sebab, bisa jadi mereka juga sibuk mengasuh anaknya sambil bekerja pula di rumah sehingga butuh waktu lama untuk menuntaskan pekerjaan.

Selain itu, perusahaan sebaiknya memprioritaskan pekerjaan apa saja yang harus diselesaikan per minggu, hasil yang diharapkan, dan kapan tenggat waktunya.

2. Ciptakan Kondisi Kerja yang Fleksibel dan Supportif

Fleksibilitas dan dukungan (support) yang dimaksud bisa beragam.

Perusahaan bisa menerapkan empat hari kerja dalam seminggu seperti perusahaan pemasaran global The Awin Group.

Baca Juga: 5 Tips Meningkatkan Fokus dan Konsentrasi Saat Bekerja, yuk Cobain!

Atau seperti perusahaan informasi dan teknologi berskala dunia, Salesforce, menambahkan jatah cuti sebanyak enam minggu bagi pegawai yang sudah punya anak.

Dengan demikian, para pekerja bisa punya waktu lebih untuk anak dan keluarga.

Itu adalah contoh-contoh kondisi kerja yang fleksibel dan suportif yang dapat membantu pekerja yang sudah memiliki anak, terutama ibu yang bekerja.

3. Jangan Cuek pada Anak Pegawai

Pandemi memaksa orang online lebih sering untuk bekerja, sebab wawancara, presentasi, maupun rapat kini lazim dilakukan secara online.

Ketika rapat online dan ada satu atau lebih anak pekerja tak sengaja muncul di layar komputer, jangan bersikap cuek atau malah marah.

Ingat, hampir semua orang bekerja dari rumah jadi jika ada anggota keluarga seperti anak pegawai tampak di layar, ya wajar saja.

Baca Juga: Zoom Meeting Mendadak? Ini Cara Praktis Agar Siap Tampil di Kamera

Untuk meresponnya, cobalah bersikap ramah.

Sapa dan lambaikan tangan kepada anak pegawai tersebut.

Pekerja tentu akan merasa senang karena sikap ini mengesankan perusahaan mengakui dan menghargai peran pekerja sebagai orangtua.

4. Tetap Terkoneksi dengan Mantan Pekerja Perempuan

Jika ada pekerja perempuan, baik lajang maupun sudah punya anak, yang berhenti atau mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), jangan putus kontak.

Cobalah hubungi sesekali untuk mengetahui kabar mereka dan menginfokan lowongan pekerjaan baru yang sesuai untuk mereka.

Baca Juga: Tampil Cantik Tanpa Ribet, Ini Tips Make Up Kurang dari 5 Menit untuk Zoom Meeting

Kawan Puan bisa tawarkan diri untuk membantu mengevaluasi CV mereka atau memperkenalkan mereka dengan beberapa figur penting di perusahaan-perusahaan.

Apabila mereka sedang tidak ingin bekerja dalam waktu dekat, tak apa, dan katakanlah bahwa Kawan Puan siap membantu saat mereka hendak mencari kerja.

5. Dukung Ibu yang Bekerja di Lingkungan Sekitar

Banyak ibu yang merintis usaha sendiri seperti berjualan makanan, pakaian, atau lainnya.

Tak ada salahnya jika Kawan Puan sesekali membeli barang atau jasa yang mereka dagangkan.

Sebab, perbuatan itu adalah dukungan nyata untuk usaha mereka.

Di samping membantu secara finansial, hal ini pun menunjukkan bahwa Kawan Puan mengapresiasi bisnis yang mereka jalankan.

Yuk kita saling dukung para working mom ini, Kawan Puan! (*)

 

Sumber: entrepreneur.com,thestreet.com,awin.com
Penulis:
Editor: Arintya