Vaginismus Bisa Terjadi pada Siapa Saja, Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

Ratu Monita - Senin, 8 Maret 2021
Ilustrasi
Ilustrasi Freepik

Parapuan.co - Kondisi otot vagina yang kontraksi atau mengencang saat akan melakukan penetrasi pernah dialami oleh sebagian perempuan.

Kondisi nyeri akibat vaginismus ini memang dapat terjadi pada siapa saja dan kapan saja.

Vaginismus merupakan kondisi di mana terjadi kotraksi otot vagina saat ada upaya penetrasi.

Kelompok otot yang mengalami kontraksi adalah kelompok otot pubococcygeus (PC), yakni otot yang bertanggung jawab untuk melancarkan buang air kecil, senggama, orgasme, buang air besar, dan persalinan.

Baca Juga: Tak Hanya Masuk Nominasi, BTS Konfirmasi Tampil di Grammy 2021

Kontraksi otot ini pun terjadi tanpa disadari oleh para penderita.

Kondisi ini juga terjadi bukan tanpa alasan, terdapat penyebabnya dan dapat diatasi.

Berikut penyebab dan cara mengatasi vaginismus.

Penyebab vaginismus

Bukan tanpa sebab, nyeri akibat vaginismus timbul dikarenakan adanya stres fisik, stres emosional, ataupun keduanya.

Baca Juga: 3, 5 Tahun Pacaran, Julie Estelle dan David Tjiptobiantoro Akhirnya Menikah

Melansir dari Medical News Today, pemicu vaginismus dari sisi emosional yakni:

- Ketakutan akan rasa nyeri dan kehamilan

- Cemas dan merasa bersalah

- Masalah dalam hubungan, seperti memiliki pasangan yang kasar dan tempramental

- Memiliki trauma seksual, seperti pelecehan seksual

Baca Juga: Bisa Bikin Hubungan Makin Mesra, Ini 4 Manfaat Mandi Bersama Pasangan

Sementara untuk pemicu vaginismus dari sisi fisik, yakni :

- Infeksi, seperti infeksi saluran kemih 

- Kondisi kesehatan, seperti kanker

- Persalinan

- Menopause

- Riwayat operasi panggul

Baca Juga: Kini Tampil Berbeda, Leony Ungkap Hal Ini untuk Peringati Hari Perempuan Internasional

- Efek samping pengobatan

Cara mengatasi vaginismus

Bagi Kawan Puan yang mungkin pernah mengalami jangan khawatir, vaginismus dapat diobati.

Melansir dari laman Healthline, berikut cara mengatasi vaginismus

1. Terapi dan konseling

Untuk lebih memahami apa yang sebenarnya terjadi pada tubuh kamu dan bagaimana cara mengatasi vaginismus, Kawan Puan bisa konsultasikan langsung dengan terapis dan profesionalnya.

Baca Juga: Kesal Ditanya Soal Momongan Ini Jawaban Kesha Ratuliu, Begini Tips Menghadapi Pertanyaan 'Kapan Punya Anak?'

Dengan terapi ini kamu dapat memahami otot-otot yang terlibat saat vaginismus.

Konseling ini juga tak hanya melibatkan Kawan Puan, namun juga pasangan kamu.

Konselor juga akan memfokuskan pada gangguan seksual yang mungkin terjadi.

Sesi konseling juga bisa dilakukan dengan metode relaksasi dan hipnoterapi yang dapat meningkatkan rasa nyaman Kamu saat tengah berhubungan intim.

Baca Juga: Perhatikan 8 Tanda Kamu dan Pasangan Butuh Ke Konselor Pernikahan

2. Dilator vagina

Biasanya dokter dan konselor akan merekomendasikan terapi dengan dilator vagina.

Hal ini dilakukan tentu diizinkan dengan pengawasan langsung oleh para ahlinya.

Perawatan ini dilakukan dengan menempatkan dilator berbentuk kerucut di vagina, kemudian alat tersebut akan semakin membesar.

Dengan begitu, otot-otot vagina akan meregang dan menjadi fleksibel.

Setelah selesai melakukan perawatan ini, kamu dan pasangan dapat mencoba kembali berhubungan intim.

Baca Juga: Rayakan Hari Perempuan Internasional, UNIQLO dan UNHCR Ajak Pengungsi Perempuan dalam Upcycling Project

3. Terapi fisik

Kalau Kawan Puan mengalami kesulitan saat mengenakan dilator, lakukan rujukan kepada ahli terapi yang memiliki spesialisasi dasar panggul.

Dengan begitu, mereka akan membantu kamu dalam mempelajari cara menggunakan dilator dan juga mengenai teknik relaksasi yang mendalam

Hal yang dilakukan pasangan saat vaginismus

Gangguan seksual tentu akan mengganggu hubungan dengan pasangan.

Oleh sebab itu, dibutuhkan sikap proaktif dari pasangan serta tidak segan untuk mencari perawatan yang tepat untuk mengatasi vaginismus.

Baca Juga: Awas Telat! 3 Makanan Ini Bisa Bikin Siklus Menstruasi Tidak Teratur

Perlu diingat bagi Kawan Puan, vaginismus bukan suatu hal yang memalukan, sehingga jika kamu mengalaminya, cobalah terbuka dengan pasangan.

Bicarakan dengan pasangan mengenai perasaan dan ketakutan tentang hubungan intim demi keutuhan hubungan.

(*)



REKOMENDASI HARI INI

Peran Perempuan Minim, DPR Refleksi Pemilihan Pimpinan dan Dewan Pengawas KPK 2024-2029