Tak Cuma Self-Awareness, 3 Masalah Ini Sering Menghambat Karier Kita

Shenny Fierdha - Jumat, 9 April 2021
Pekerja perempuan sedang memimpin meeting
Pekerja perempuan sedang memimpin meeting Freepik.com

Parapuan.co - Perempuan dan laki-laki disarankan memiliki self-awareness atau kesadaran terhadap diri sendiri yang baik yang penting untuk kehidupan personal maupun profesional.

Lewat situs Harvard Business Review (HBR) menjelaskan bahwa kesadaran terhadap diri adalah kondisi ketika individu tahu siapa dirinya dan tahu pandangan orang lain terhadap dirinya.

Khususnya dalam kehidupan profesional, seorang pemimpin harus punya kesadaran terhadap diri sendiri yang baik.

HBR menyebutkan bahwa pemimpin harus menyadari betul siapa dirinya dan apa kemampuannya agar dapat memimpin dengan optimal.

Baca Juga: Dipilih Menjadi Pemimpin? Cobalah Saran Ini untuk Membuat Tim Lebih Baik

Selain itu, HBR juga mengungkapkan bahwa kesadaran terhadap diri pada perempuan umumnya lebih tinggi dibandingkan laki-laki.

Ini berarti perempuan umumnya lebih mampu mengenali siapa dirinya dan apa kemampuannya daripada laki-laki.

Dengan begitu, perempuan seharusnya lebih mampu menduduki posisi pemimpin mengingat seorang pemimpin harus memiliki kesadaran terhadap diri sendiri yang baik.

Sayang kenyataannya justru posisi pemimpin lebih banyak dipegang oleh laki-laki, walaupun mereka umumnya memiliki tingkat kesadaran terhadap diri sendiri yang lebih rendah dibandingkan perempuan.

Terkait hal ini, HBR menjelaskan bahwa ada sejumlah alasan kenapa perempuan, meski punya tingkat kesadaran terhadap diri yang lebih tinggi, umumnya tidak dapat menembus posisi pemimpin.

Simak penjelasannya berikut, masih dari Hbr.org.

Perempuan Menilai Dirinya Lebih Rendah Dibandingkan Penilaian Orang Lain terhadap Dirinya

Perempuan cenderung menilai kontribusi dan pencapaian mereka dalam bekerja lebih rendah dibandingkan penilaian orang lain terhadap kontribusi dan pencapaian mereka yang sesungguhnya.

Ambil contoh berikut.

Misalnya, di suatu perusahaan seorang pekerja perempuan menilai kontribusi dan pencapaiannya dalam bekerja adalah hanya bernilai B.

Padahal, rekan-rekan kerja dan atasannya menilai kontribusi dan pencapaian perempuan tersebut bernilai A.

Baca Juga: Terbukti! Pemimpin Perempuan Lebih Sukses Menghadapi Krisis Pandemi Covid-19, Ini Alasannya

Karena cenderung menilai diri lebih rendah inilah perempuan tanpa disadari menahan diri mereka untuk mengeluarkan potensi dirinya sepenuhnya.

Padahal, mereka sebetulnya punya potensi besar yang dapat lebih memajukan karier mereka.

Jika terus berlanjut, kita yang sebetulnya bisa menduduki posisi pemimpin jadi takut untuk meminta promosi di tempat kerjanya.

Atau, bisa juga perempuan tersebut jadi takut untuk melamar ke posisi yang lebih tinggi di perusahaan lain.

Tidak Mendapat Masukan yang Baik

Masukan tentunya penting bagi perempuan dan laki-laki untuk mengetahui kekurangan atau kesalahan diri sehingga dapat menjadi pribadi yang lebih baik.

Walau begitu, di dunia kerja, kita biasanya tidak mendapatkan masukan yang konstruktif atau membangun.

Ini lantaran rekan kerja maupun atasan pekerja perempuan cenderung tidak jujur dalam memberikan masukan kepada perempuan tersebut.

Rekan kerja atau atasan cenderung tidak memberikan masukan yang jujur karena takut menyakiti perasaan pekerja perempuan.

Baca Juga: Yuk Cari Tahu 4 Keterampilan Umum yang Wajib Dimiliki Agar Sukses Berkarier

Akibatnya, pekerja perempuan itu jadi tidak tahu apa yang kurang dari kinerjanya selama ini di kantor sehingga sulit mengembangkan dirinya di dunia kerja.

Selain rekan kerja atau atasan cenderung bersikap tidak jujur dalam memberikan masukan konstruktif, mereka pun terkadang tidak memuji pekerja perempuan jika bekerja bagus.

Ini membuat pekerja perempuan jadi tidak tahu apakah kerja kerasnya selama ini sudah benar, dan jadi mempertanyakan sendiri kualitas pekerjaannya.

Cenderung Sensitif saat Menerima Masukan dari Orang Lain

Poin ini masih ada sedikit kaitannya dengan poin sebelumnya.

Kalaupun pekerja perempuan menerima masukan dari rekan kerja atau atasannya mengenai kinerjanya, khususnya kritik terhadap kinerjanya, pekerja perempuan cenderung menanggapinya dengan sensitif.

Ada pula pekerja perempuan yang menjadi takut terhadap penilaian orang lain sehingga semakin ragu dengan kemampuannya.

Karena itu pula, pekerja perempuan dapat jadi lebih percaya dengan penilaian orang lain daripada penilaian pekerja perempuan itu terhadap dirinya sendiri.

Baca Juga: Personal Branding: Arti, Manfaat, dan Contohnya untuk Pengembangan Karier

Maka itu, penting kiranya agar pekerja perempuan tetap punya penilaian terhadap dirinya sendiri.

Besarnya pun harus sebanding antara penilaian pribadi terhadap diri sendiri dan penilaian orang lain terhadap diri perempuan tersebut.

Dengan demikian, pekerja perempuan tetap tahu siapa dirinya dan kemampuannya, sembari tetap menerima masukan orang lain dengan baik.

Kawan Puan, semoga artikel ini menjelaskan tentang pentingnya punya kesadaran terhadap diri sendiri yang baik, ya.(*)

Sumber: hbr.org
Penulis:
Editor: Tentry Yudvi Dian Utami