Parapuan.co - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengerahkan enam unit helikopter untuk menyalurkan bantuan kepada warga terdampak bencana Nusa Tenggara Timur (NTT).
Berdasarkan rilis resmi yang diterima PARAPUAN pada Kamis (15/4/2021) malam, enam helikopter seri Kamov PK IKR itu membawa barang bantuan seberat lima ton.
Adapun alasan BNPB menyalurkan barang bantuan lewat jalur udara dikarenakan jalur darat rusak akibat bencana sehingga sulit dilalui kendaraan.
Baca Juga: Jumlah Rumah dan Fasilitas Umum yang Rusak dalam Bencana NTT, Terhitung 126.459 Unit
"(Penyaluran) Bantuan logistik dan nonlogistik menggunakan helikopter juga dinilai tepat, mengingat kondisi jalur darat yang masih belum memadai," ucap Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati dalam rilis.
Namun, dia tidak merinci lebih jauh apa saja barang logistik dan nonlogistik yang dimaksud.
Walau menggunakan helikopter, bukan berarti penyaluran barang bantuan tersebut berjalan tanpa kendala.
Menurut dia, helikopter BNPB tetap mengalami kesulitan terutama saat mendarat.
Baca Juga: Catat! Ini 3 Hal Utama yang Harus Disiapkan untuk Hadapi Bencana
"Lokasi pendaratan helikopter dalam keadaan darurat bencana, memiliki berbagai kendala mulai dari minimnya ruang terbuka dan kondisi (titik) pendaratan yang tidak rata," jelas Raditya.
Sebagai solusinya, lanjut dia, helikopter menurunkan barang bantuan ke warga yang membutuhkan di darat dengan menggunakan tali.
"Menggunakan teknik sling load atau menggantungkan bantuan dengan tali sepanjang beberapa meter," imbuhnya.
Setelah barang bantuan sudah berhasil diturunkan ke darat, petugas BNPB lalu memberikan barang bantuan tersebut kepada kepala desa atau tokoh masyarakat.
Baca Juga: Seminggu Pasca Bencana di NTT, Suplai Air Bersih Masih Jadi Masalah
Para kepala desa atau tokoh masyarakat itu kemudian ditugaskan untuk menyalurkannya kepada warga yang terdampak bencana.
Guna memastikan semua warga terdampak bencana mendapat bantuan secara merata, penyaluran barang bantuan itu harus mengikuti data kependudukan yang ada.
"Berbekal dengan data kependudukan, kemudian kepala dusun (kepala desa atau tokoh masyarakat) membagikan bantuan kepada setiap kepala keluarga yang ada di wilayahnya masing-masing," terang Raditya lagi.
Baca Juga: Kondisi Ibu Hamil di Pengungsian NTT: Berbaur dan Saling Menguatkan
Selain mengangkut barang bantuan, helikopter BNPB ini juga berfungsi untuk mengangkut korban bencana yang membutuhkan bantuan medis.
Helikopter juga menerbangkan sejumlah tenaga dokter dan perawat yang ditugaskan di sejumlah lokasi untuk memberikan layanan medis bagi warga terdampak.
Penyaluran bantuan lewat jalur udara ini dibantu oleh Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU).
Baca Juga: Presiden Jokowi Pastikan Logistik untuk Pengungsi Bencana NTT Tercukupi
Seperti kita tahu, banjir bandang dan tanah longsor menerjang Kota Kupang dan 18 kabupaten di NTT pada Minggu (4/4/2021).
Beberapa kabupaten tersebut antara lain Flores Timur, Malaka, Lembata, Ngada, dan Alor.
Akibatnya, setidaknya 179 orang tewas sementara 45 orang lainnya masih hilang.
Banjir bandang dan tanah longsor ini disebabkan oleh siklon tropis Seroja yang terjadi sejak Jumat (2/4/2021) sampai Senin (5/4/2021).
(*)