Tenang Anak Belajar Puasa, Penuhi Asupan dengan Serat Pangan Inulin, Ini Manfaatnya untuk Pencernaan

Maharani Kusuma Daruwati - Senin, 19 April 2021
Ajarkan anak puasa
Ajarkan anak puasa gmutlu

Parapuan.co - Tahun ini kita kembali menjalani bulan puasa Ramadan di tengah pandemi Covid-19.

Meski begitu tak menghalangi kita untuk tetap beribadah dengan khusyuk.

Termasuk juga tetap mengajarkan puasa pada anak.

Mungkin banyak juga Kawan Puan yang mulai mengajarkan anaknya untuk berpuasa.

Melansir dari Kompas.com, Dr. Eva J. Soelaeman, Sp.A. Dokter Spesialis Anak RSAB Harapan Kita menyebutkan bahwa orang tua bisa mengenalkan puasa pada anak sejak usia 4 tahun.

Namun untuk praktiknya, Nafisah Aulia penulis buku 1001 Cara Dahsyat Melatih Anak Berpuasa mengatakan bahwa umur 5 sampai 7 tahun merupakan momen yang tepat untuk anak mulai belajar puasa.

Baca Juga: Ini 5 Manfaat Mengajarkan Anak Berpuasa, Bisa Melatih Si Kecil untuk Berbagi

Sebab pada umur 5 sampai 7 tahun ini, anak mulai bisa berpikir kritis sekaligus merupakan periode yang berpengaruh dalam pembentukan pribadinya.

Selain itu anak juga bersemangat untuk belajar hal-hal baru dan lebih memahami akan keterampilan-keterampilan yang diajari oleh orang tua.

Sehingga orang tua bisa memberikan stimulus untuk menguatkan mental tentang bagaimana menahan rasa lapar dan haus saat puasa meskipun hanya dalam durasi setengah hari.

Ketika anak mulai belajar puasa, Kawan Puan harus terus menjaga kondisinya dan memberikan asupan yang cukup.

Orang tua mungkin memiliki kekhawatiran akan menurunnya daya tahan tubuh anak selama berpuasa dan tidak mampu melawan kuman dan virus penyakit.

Namun, tak perlu khawatir, Kawan Puan bisa mengatasinya dengan memberikan memberikan asupan yang tepat.

Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh dr. Muliaman Mansyur, Head of Medical KALBE Nutritionals melalui rilis yang dikirimkanya, Minggu (18/4/2021).

dr. Muliaman meyakinkan orang tua untuk tidak perlu takut daya tahan tubuh anak menurun saat berpuasa, selama anak dipastikan mendapatkan asupan nutrisi yang memadai saat sahur dan berbuka puasa.

“Kunci utama menjaga anak tetap bugar dan daya tahan tubuhnya tetap kuat adalah mengonsumsi makanan bergizi seimbang. Saat puasa di tengah pandemi Covid-19, orang tua bisa menerapkan pola makan dengan gizi seimbang dan cukup cairan pada anak saat sahur dan berbuka puasa,” papar dr. Muliaman.

Baca Juga: Kebenaran Intuisi Seorang Ibu, Mengapa Harus Mempercayainya?

Terkait daya tahan tubuh anak, riset menunjukkan bahwa orang tua saat ini memang sudah semakin menyadari efek positif nutrisi pada kesehatan dan daya tahan tubuh anak mereka, termasuk kesadaran akan pentingnya asupan nutrisi yang sehat.  

“Pada saat berpuasa atau belajar puasa, anak tetap membutuhkan nutrisi harian yang terdiri dari nutrisi makro (karbohidrat, protein, lemak) dan nutrisi mikro (vitamin dan mineral) agar setiap proses biologis yang terjadi dalam tubuhnya dapat berjalan dengan optimal," terangnya.

"Oleh karenanya, selain nutrisi di atas perlu juga dilengkapi dengan beberapa nutrisi yang diyakini bisa meningkatkan daya tahan tubuhnya, salah satunya adalah asupan probiotik dan prebiotik. Penting bagi orang tua memastikan agar anak mendapatkan semua zat gizi yang dibutuhkannya pada saat sahur dan berbuka puasa,” lanjut dr. Muliaman. 

Probiotik adalah bakteri baik yang hidup di saluran pencernaan sedangkan prebiotik adalah sejenis serat yang menjadi sumber makanan bakteri baik termasuk probiotik agar bisa tumbuh, berkembang dan bekerja dengan efisien.

Saat pemberian prebiotik, kadar bakteri dalam saluran pencernaan menjadi seimbang, sehingga nutrisi yang diperoleh tubuh dapat diserap dengan baik dan juga bisa merangsang sistem imunitas tubuh.

Baca Juga: Enggak Hanya Obat Kumur, Ini 5 Cara untuk Mencegah Bau Mulut Saat Puasa

Penyerapan nutrisi yang baik kemudian bisa membuat sistem kekebalan tubuh anak bekerja dengan optimal, meskipun anak sedang belajar berpuasa, baik setengah hari, maupun seharian penuh bagi anak yang sudah lebih besar.

Salah satu jenis prebiotik yang diakui secara ilmiah adalah serat pangan inulin.

Secara alami, serat pangan inulin dapat ditemukan pada berbagai buah-buahan, sayuran, umbi-umbian seperti Chicory Root. 

"Efek menguntungkan serat pangan inulin terutama berperan di usus besar. Usus adalah organ terbesar untuk membantu sistem pertahanan tubuh.

"Manfaat inulin sebagai nutrisi yang esensial selain untuk kesehatan saluran cerna dan imunitas tubuh juga berdampak positif pada kesehatan di kemudian hari yaitu mengurangi risiko obesitas, penyakit radang usus, dan alergi,” jelas dr. Muliaman.

Prebiotik dalam serat pangan inulin juga membantu penyerapan kalsium dan mendorong kepadatan tulang, serta mengatur rasa kenyang.

Nutrisi inilah yang perlu ada dalam menu makanan anak sehari-hari, terutama saat anak belajar berpuasa atau sedang berpuasa.

Baca Juga: Pasca Buka Puasa Tubuh Malah Makin Lemas? Ikuti Saran Ini Agar Tak Mengganggu Ibadah

Salah satu pemberian serat pangan inulin bisa juga melalui susu seperti Morinaga Chil*Go!.

Daru Smaragiri, Business Unit Head Morinaga Chil*Go! KALBE Nutritionals menjelaskan Kawan Puan juga bisa mengkreasikan resep makanan dan minuman baru yang sehat dan mengandung serat pangan inulin ini dan disukai anak-anak.

“Di bulan suci Ramadan ini, Bunda bisa berkreasi dengan sang buah hati untuk mempersiapkan berbagai menu takjil sehat dan disukai oleh anak-anak, dengan membuat sajian enak bernutrisi dari Morinaga Chil*Go!, sehingga anak bisa mendapatkan menu berbuka puasa kesukaannya dengan kandungan nutrisi yang tepat dan bisa membantu menjaga daya tahan tubuhnya selama belajar berpuasa,” jelas Daru. (*)

Sering Jadi Pertanyaan, Apa yang Harus Dilakukan setelah Donor Darah?