“Siapa kepala daerah terbanyak? Ya, laki-laki. Perempuan juga ada (yang menjadi) kepala daerah, tapi (jumlahnya lebih) sedikit,” kata Lili.
Jika tadi kita sedikit membahas soal Juliari yang jelas-jelas seorang lelaki, kini kita bahas soal korupsi yang melibatkan Angelina "Angie" Sondakh.
Melansir Kompas.com, Angie adalah mantan Putri Indonesia 2001 yang kemudian menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dari Partai Demokrat.
Setelah melenggang dari panggung kontes kecantikan menuju panggung politik nasional, Angie lalu menerima suap.
Angie terbukti menerima suap sebesar Rp2,5 miliar dan USD1,2 juta dalam pembahasan anggaran di Kementerian Pemuda dan Olahraga serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Kasus ini dikenal dengan sebutan kasus korupsi proyek pembangunan Wisma Atlet (2010-2011).
Baca Juga: Punya Tujuan Besar, KPK Beri Penyuluhan Antikorupsi pada 25 Napi Perempuan
Setelah mengajukan Peninjauan Kembali (PK) ke Mahkamah Agung pada 2015, vonis Angie menjadi pidana penjara sepuluh tahun dan denda Rp500 juta subsider enam bulan kurungan.
Keterlibatan Juliari dan Angie dalam pusaran korupsi, meski beda kasus, membuktikan bahwa perempuan dan laki-laki sama-sama punya kecenderungan korupsi.
Sebelum mengakhiri perbincangannya dengan PARAPUAN, Lili kembali menegaskan bahwa korupsi terjadi karena ada kesempatan.
"Ini soal kesempatan. Ini bukan soal mana (yang lebih banyak melakukan korupsi) laki-laki atau perempuan," tutup Lili.
Duh, jangan sampai kita atau kerabat maupun teman kita ikut terseret korupsi, ya.(*)