Ia bersama Amal Hamzah dan beberapa kawan menyindir seniman-seniman yang mau membantu Jepang.
Chairil Anwar punya pandangan tersendiri tentang seni sastra dan pandangannya tentang Angkatan Pujangga Baru yang tidak lagi sesuai dengan situasi zaman di masa itu.
Chairil menghendaki perubahan bagi generasinya yaitu generasi sesudah perang, dengan meninggalkan kaidah lama yang sudah ada yang cenderung mendayu-dayu.
Baca Juga: Jarang Diketahui, R.A. Kartini Ternyata Berperan Penting dalam Kesenian Ukir Jepara
Sehingga sajak-sajak Chairil Anwar memberi napas baru bagi kesusasteraan Indonesia. Pada saat itu, bangsa Indonesia sedang di bawah kekuasaan Jepang yang tidak memberikan kebebasan berpikir dalam seni dan budaya.
Tetapi justru saat itulah Chairil Anwar membuat suatu revolusi dalam kesusateraan Indonesia. Ia membawa aliran baru yang disebut ekspresionisme, suatu aliran seni yang menghendaki kedekatan pada sumber asal pikiran dan keinsyafan.
Selamat Hari Puisi Nasional, Kawan Puan! (*)