Parapuan - Kawan Puan, apakah kamu pernah mengalami muntah dan diare secara bersamaan?
Umumnya kedua gangguan ini bisa menyerang orang dari berbagai usia, mulai bayi hingga dewasa.
Untuk sembuh dari kedua gangguan ini, Kawan Puan perlu istirahat dan minum banyak cairan demi menghindari dehidrasi, dan bisa sembuh dalam beberapa hari.
Perlu dipahami juga kalau kedua gejala ini dapat disebabkan oleh berbagai masalah, seperti sakit perut atau keracunan makanan.
Baca Juga: Waduh, Ternyata Dehidrasi Bisa Menjadi Penyebab Kecemasan, Lho!
Tak hanya itu saja, dilansir dari Healthline, ada pun berbagai pemicu lainnya yang bisa menyebabkan diare dan muntah bersamaan, yuk simak:
1. Gastroenteritis virus
Gastroenteritis virus atau juga sering disebut sebagai flu perut adalah infeksi di usus yang disebabkan oleh virus.
Meskipun begitu, kamu perlu tahu kalau bukan virus influenza yang menyebabkan infeksi ini.
Inilah virus yang paling sering menyebabkan gastroenteritis :
- Norovirus
- Rotavirus
- Astrovirus
- Adenovirus
Menurut National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases (NIDDK) AS, semua virus tersebut dapat menyerang manusia dengan segala usia.
Akan tetapi, tiga virus terakhir merupakan paling sering menginfeksi bayi dan balita.
Virus ini ditularkan dari orang ke orang karena ada kontak dengan kotoran dan muntahan yang terinfeksi.
Apabila tidak langsung mencuci tangan dengan bersih, lalu Kawan Puan menyentuh makanan, maka virus pun dapat hinggap di hidangan tersebut
Beberapa gejala gastroenteritis virus yang dapat terjadi meliputi:
- Diare
- Sakit perut dan kram
- Mual dan muntah
- Demam (kadang-kadang)
2. Keracunan makanan
Keracunan makanan adalah infeksi di usus yang disebabkan oleh bakteri.
Hal ini disebabkan karena makan sudah terkontaminasi oleh bakteri.
Beberapa bakteri yang dapat menyebabkan keracunan makanan, yaitu:
- E. coli
- Campylobacter
- Salmonella
- Staphylococcus
- Shigella
- Listeria
Gejala keracunan makanan terjadi dalam beberapa jam setelah mengonsumsi makanan.
Dan proses penyembuhannya membutuhkan beberapa jam hingga hari.
Gejala keracunan makanan, diantaranya:
- Mual
- Kram perut dan nyeri
- Diare berdarah
- Demam
3. Traveler’s diarrhea
Traveler’s diarrhea adalah gangguan saluran pencernaan yang paling sering disebabkan oleh virus, parasit, atau bakteri yang dikonsumsi, dari dalam air atau makanan.
Sesuai namanya, masalah ini sering terjadi pada mereka yang berpergian dan mengunjungi area dengan iklim atau sanitasinya berbeda, dari rumah.
Diare encer dan kram adalah gejala traveler’s diarrhea yang umum terjadi.
Tak hanya itu saja masalah ini juga dapat menyebabkan:
- Mual dan muntah
- Banyak gas di perut atau begah
- Perut kembung
- Demam
- Kebutuhan mendesak untuk buang air besar (BAB)
Di samping itu, gangguan ini biasanya dapat sembuh dalam dua atau tiga hari.
4. Stres atau kecemasan
Perlu Kawan Puan tahu kalau fungsi gastrointestinal atau saluran pencernaan dapat dipengaruhi oleh stres.
Stres serta kecemasan mampu menyebabkan sejumlah gejala yang berhubungan dengan perut, diantaranya:
- Diare
- Mual dan Muntah
- Sembelit
- Gangguan pencernaan
- Heartburn
Di mana hormon stres yang dilepaskan oleh tubuh dapat memperlambat motilitas di perut dan usus kecil, dan memicu peningkatan pergerakan di usus besar.
Stres dan kecemasan juga dikaitkan dengan memburuknya sindrom iritasi usus besar (IBS), serta penyakit radang usus (IBD), yang termasuk penyakit crohn dan kolitis.
Baca Juga: Badannya Penuh Bintik Merah, Kiano Tiger Wong Positif Flu Singapura
5. Kehamilan
Tubuh perempuan akan mengalami banyak perubahan selama masa kehamilan, dan tentunya itu normal terjadi.
Salah satu penyebab muntah di masa kehamilan yang paling umum adalah morning sickness, biasa terjadi pada 14 minggu pertama usia kandungan.
Namun, jangan terkecoh dengan namanya, morning sickness bisa terjadi kapan pun dan dimana pun.
Sementara itu, beberapa perempuan bisa mengalami hiperemesis gravidarum, yaitu kondisi yang menyebabkan mual dan muntah yang parah.
Di sisi lain, diare dan muntah saat hamil dapat disebabkan karena perubahan pola makan, perubahan hormon, dan kepekaan terhadap makanan baru.
Selain itu, diare juga bisa disebabkan oleh vitamin prenatal dan gastroenteritis yang umum terjadi selama kehamilan.
6. Makan dan minum berlebihan
Makan atau minum secara berlebihan dapat menyebabkan diare dan muntah, bersamaan dengan beberapa kondisi berikut:
- Perasaan kenyang yang tidak nyaman (perut begah)
- Gangguan pencernaan
- Sering sendawa
- Heartburn
Di samping itu, Kawan Puan perlu memperhatikan jenis makanan yang akan dikonsumsi.
Misalnya hidangan yang terlalu berminyak atau kadar gulanya terlalu tinggi dapat mengiritasi perut, sehingga timbul diare dan muntah.
Makan berlebihan juga menyebabkan gejala tersebut apabila seseorang sudah memiliki masalah gastrointestinal, seperti IBS, tukak lambung, refluks asam lambung, dan GERD.
Hindari juga konsumsi alkohol baik banyak maupun sedikit karena mampu menyebabkan diare dan bisa mempercepat kinerja pencernaan, yaitu menghentikan usus besar menyerap air dengan baik.
Bahkan meminum sedikit alkohol dapat memberikan efek ini.
Penggunaan alkohol yang berlebihan dapat menyebabkan kondisi yang dikenal sebagai gastritis alkoholik, yaitu iritasi pada lapisan lambung.
Beberapa gejala gastritis yang dapat terjadi meliputi:
- Sakit atau rasa terbakar pada perut bagian atas
- Muntah dan mual
- Perut kembung
- Regurgitasi
- Gejala yang membaik atau memburuk setelah makan (tergantung pada makanannya).
Baca Juga: Tingkatkan Bahagia, Catat 5 Cara Alami Meningkatkan Kadar Dopamin
7. Efek samping pengobatan
Penggunaan obat dapat menimbulkan efek samping seperti diare dan muntah.
Ini bisa jadi karena cara kerja obat atau karena mengandung zat aditif yang mengiritasi perut.
Obat-obatan yang pada umumnya bisa menyebabkan diare dan muntah antara lain yakni:
- Antibiotik tertentu
- Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAIDS), seperti ibuprofen (Advil) dan aspirin (Bufferin)
- Obat kemoterapi
- Metformin (Glucophage, Fortamet)
Gangguan ini terjadi karena antibiotik membubuh bakteri baik yang ada di saluran pencernaan.
Hal ini memungkinkan bakteri yang disebut Clostridium difficile untuk tumbuh berlebih, yang dapat menyebabkan gejala yang mirip dengan keracunan makanan parah.
Oleh karena itu, hendaknya Kawan Puan berkonsultasilah ke dokter tentang penggunaan obat yang terbaik bagi penyakit yang diderita. (*)