Parapuan.co - Permasalahan kesehatan mental memang dapat menyerang siapa pun dan usia berapa pun, termasuk remaja.
Masa remaja menjadi masa peralihan yang berisikan suka dan duka.
Masalah dengan teman-teman, sekolah, cinta pertama, dan gejolak hormon dapat mengubah perilaku dan cara berpikir anak remaja.
Jika Kawan Puan adalah orang tua atau kerabat dari anak remaja, kamu pasti pernah menyaksikan mereka diam seharian atau memberikan tanggapan yang tidak kita pahami saat memulai percakapan.
Baca Juga: 4 Kebiasaan Toxic Orang Tua Ini Bisa Berdampak Negatif pada Anak
Mereka juga memiliki kecenderungan untuk tidur sepanjang hari dan memilih untuk menghabiskan waktu bersama ponsel dan komputer daripada waktu tatap muka dengan orang yang dicintai.
Perilaku tersebut cukup umum ditemui pada kebanyakan remaja, tetapi perilaku tersebut bisa menjadi tanda depresi.
Perubahan emosi dan suasana hati membuat kamu bertanya-tanya apakah mereka sedang berjuang melawan gejala kesehatan mental atau hanya berperilaku seperti remaja pada umumnya.
Baca Juga: Bagaimana Cara Agar Anak Lebih Suka Makan Sayur? Ikuti Tips Ini
Melansir dari Healthline, gejala depresi pada remaja adalah:
- Adanya ledakan kemarahan
- Kelelahan dan kekurangan energi setiap hari
- Sakit, nyeri, atau masalah perut
- Kurang tertarik pada aktivitas rutin mereka
- Kurang tertarik untuk menghabiskan waktu bersama teman atau keluarga
- Nilai pelajaran mereka menurun
- Berbicara tentang kematian atau rencana bunuh diri
Jika Kawan Puan menemukan gejala tersebut pada buah hati atau kerabat yang masih remaja, berikut hal yang dapat kamu lakukan.
Bertanya kepada mereka
Mulailah dengan mencari waktu pribadi untuk mengobrol bersama.
Mungkin akan lebih membantu jika kamu dan pasangan tidak mendatangi mereka secara bersamaan karena menghadapi dua orang tua sekaligus dapat membuat anak merasa kewalahan atau tertekan.
Baca Juga: Si Kecil Mulai Tumbuh Dewasa, Beri Penjelasan Bijak Soal Perceraian
Jelaskan kepada mereka perilaku yang membuat kamu khawatir seperti mengatakan, “Saya bertanya-tanya, mengapa kamu jarang menghabiskan waktu bersama dengan teman-teman belakangan ini?”.
Kemudian lanjutkan dengan pertanyaan, “Apa yang membuat kamu merasa seperti ini?”.
Sangat wajar jika kamu merasa takut dan ingin segera membawanya ke psikolog.
Namun, membuat mereka berbicara lebih dulu dapat membantu memberi gambaran yang lebih jelas tentang apa yang sedang mereka alami.
Jika mereka tidak terbuka saat pertama kali kamu bertanya, beri keyakinan kepada mereka bahwa tidak ada penghakiman antara kalian berdua.
Dengarkan sepenuhnya
Saat mereka mulai terbuka, dengarkan baik-baik.
Depresi terkadang membuat orang merasa seolah-olah membebani orang yang dicintai.
Maka kamu harus sediakan waktu yang cukup panjang untuk mereka, jangan sampai mereka merasa takut mengganggu waktu kerjamu.
Baca Juga: Anak Tertarik Barang Lain daripada Mainannya? Ini Sebab dan Manfaatnya!
Jika Kawan Puan tidak memiliki cukup waktu, jelaskan pada mereka, “Saya ingin memberimu perhatian sepenuhnya, tapi saya harus mengurus pekerjaan dulu."
Atau, "Saya akan selesai dalam waktu sekitar 45 menit, dan kemudian saya bisa fokus sepenuhnya pada kamu.”
Saat sudah menemukan waktu yang tepat, berikan seluruh perhatianmu untuk mendengarkan mereka tanpa melontarkan komentar yang menghakimi.
Kamu hanya perlu mendengarkan dan berikan validasi seperti, “Saya sekarang mengerti kenapa kamu merasa sedih.”
Bantu mereka dapatkan dukungan
Meskipun perhatian dan bimbingan kamu dapat membuat perbedaan besar bagi mereka, dukungan profesional bisa jadi cara terbaik untuk menyembuhkan depresi.
Jika mereka menolak untuk pergi ke terapi, jelaskan bahwa kamu akan pergi bersama mereka, dan akan selalu menunggu selama proses tersebut berjalan.
Namun, beri mereka waktu untuk mempertimbangkan.
Tanyakan bagaimana terapi berjalan setiap harinya kepada mereka.
Hal tersebut membuat mereka yakin bahwa kamu benar-benar peduli.
Jelaskan bahwa mereka bisa sepenuhnya percaya pada terapis dan terapis akan mendengarkan pikiran mereka, menawarkan dukungan tanpa menghakimi, dan membantu mereka menemukan jalan.
Baca Juga: Tak Melulu dari Orang Tua, Balita Juga Mengajarkan Kita Arti Kehidupan
Kamu juga dapat memberikan dukungan bagi mereka dalam aktivitas sehari-hari seperti mengajak melakukan kegiatan aktif, mengundang sahabat mereka untuk menginap, atau memiliki jadwal rutin kegiatan keluarga yang menyenangkan.
Kawan Puan, menghadapi remaja yang mengalami depresi memang tidak mudah.
Namun, sebagai orang dewasa, kita harus membuat mereka percaya dan membantu mereka selama proses pemulihan. (*)