7 Dampak yang Terjadi Pada Anak-anak Karena Perceraian Orang Tua

Saras Bening Sumunarsih - Rabu, 5 Mei 2021
Ilustrasi orang tua dan anak remaja
Ilustrasi orang tua dan anak remaja iStock

Parapuan.co - Perceraian bukanlah hal yang mudah bagi orang tua dan anak.

Perceraian terjadi karena adanya masalah ruma tangga yang sudah tidak dapat dikendalikan.

Namun, perceraian membawa dampak tersendiri bagi anak-anak.

Tak jarang jika mereka sering manyalahkan diri sendiri, merasa marah, dan bahkan perceraian dapat membawa anak-anak ke lingkungan yang buruk.

Melansir dari Healthline.comberikut beberapa dampak perceraian pada anak-anak.

Baca Juga: Si Kecil Mulai Tumbuh Dewasa, Beri Penjelasan Bijak Soal Perceraian

Merasa marah

Anak-anak mungkin merasa marah karena perceraian.

Mereka memiliki anggapan jika perceraian akan mengubah hidupnya.

Rasa marah merupakan emosi yang ditunjukan karena perceraian.

Tidak hanya anak-anak, rasa marah juga dapat menyerang segala usia namun ini lebih sering terjadi pada anak-anak dan remaja.

Emosi ini muncul dari perasaan kecewa karena ditinggalkan orang tuanya.

Mereka merasa jika mereka akan kehilangan kendali.

Menarik Diri dari Lingkungan Sosial

Kamu mungkin juga memperhatikan, anak-anak yang menjadi korban perceraian akan menarik diri dari lingkungan sosial.

Anak-anak menjadi sangat malu karena perceraian orang tuanya.

Mereka merasa bahwa kehidupan mereka tidak sama dengan anak-anak lain.

Tak jarang jika anak-anak merasa bahwa diri mereka rendah dan menyebabkan mereka tidak mau bergaul bersama teman-temannya.

Kamu perlu melakukan sesuatu jika ini terjadi, beri meraka dorongan untuk melakukan aktivitas sosial dan bantu mereka membangun kepercayaan diri.

Kemampuan Akademis yang Menurun

Secara akademis, anak-anak akan mengalami penurunan.

Ini biasa terjadi pada anak-anak yang memasuki usia 6 hingga 13 tahun.

Ada beberapa alasan mengapa ini bisa terjadi.

Mungkin anak-anak merasa jika dirinya diabaikan, tertekan, atau bahkan tergangung oleh konflik orang tuanya.

Hal ini dapat menyebabkan anak-anak kehilangan minat di bidang akademis.

Baca Juga: Picky Eating, Anak Suka Pilih-Pilih Makan Bukan Hanya Sekedar Kebiasaan

Merasakan Kecemasan

Rasa cemas sering muncul pada anak-anak, terlebih karena perceraian.

Mereka akan menunjukan kecemasan dengan menangis secara histeris.

Tak jarang jika mereka sering memohon pada orang tua untuk tidak berpisah.

Pola Makan dan Tidur Berubah

Pasca perceraian anak-anak akan mengalami masalah tidur yang dapat memengaruhi penambahan berat badan.

Tak hanya itu, anak-anak juga kerap mengalami mimpi buruk dalam tidurnya.

Ini merupakan bentuk kecemasan yang sedang mereka rasakan.

Keadaan yang lebih parah dapat menyebabkan anak-anak berhalusinasi.

Mengalami Depresi

Anak-anak yang mengalami perceraian juga dapat memicu depresi.

Ini muncul karena rasa tertekan yang terjadi secara terus-menerus.

Tak hanya tertekan mereka akan merasa stres hingga depresi.

Keadaan ini sering muncul jika disertai kekerasan yang memicu perceraian.

Tak jarang saat merasa depresi anak laki-laki berisiko memiliki keinginan bunuh dari daripada perempuan, menurut American Academy of Pediatrics.

Baca Juga: Bagaimana Cara Agar Anak Lebih Suka Makan Sayur? Ikuti Tips Ini

Terlibat Perilaku Berisiko

Penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan merupakan hal buruk karena pengaruh perceraian.

Tak hanya itu mereka juga akan berperilaku kasar dan bahkan melakukan seks bebas.

Sebuah penelitian mengatakan bahwa anak perempuan akan cenderung melakukan seks bebas sejak usia dini. (*)

Sumber: Healthline.com
Penulis:
Editor: Maharani Kusuma Daruwati


REKOMENDASI HARI INI

Kampanye Akbar, Paslon Frederick-Nanang: Kami Sedikit Bicara, Banyak Bekerja