Mengenal Ketakutan akan Diabaikan dan Gejala yang Bisa Kamu Alami

Alessandra Langit - Minggu, 9 Mei 2021
Ilustrasi seorang perempuan.
Ilustrasi seorang perempuan. freepik.com

Parapuan.co Rasa takut diabaikan (Fear of Abandoment) adalah kekhawatiran luar biasa akan kepergian orang-orang terdekatmu yang kamu cintai.

Apakah Kawan Puan pernah merasakan ketakutan tersebut?

Ketakutan ini bisa terjadi pada siapa pun dan berakar pada pengalaman traumatis yang kamu alami saat kecil atau hubungan yang menyedihkan di masa dewasa.

Ketakutan ini dapat membuat kamu menutup diri agar tidak terluka atau kamu mungkin secara tidak sengaja menyabotase hubungan.

Kamu mungkin takut, seseorang yang kamu cintai akan pergi dan tidak kembali. Selain itu, mungkin kamu takut seseorang akan mengabaikan kebutuhan emosionalmu. 

Baca Juga: Menyesal Usai Putus Hubungan? Bisa Jadi Ini Penyebabnya, lo!

Hal tersebut dapat menahanmu dalam hubungan dengan orang tua, pasangan, atau teman.

Langkah pertama dalam mengatasi rasa takut tersebut adalah dengan mengakui mengapa kamu merasakannya. 

Ketakutan akan diabaikan atau ditelantarkan yang berlebih juga bisa menjadi bagian dari gangguan kesehatan mental yang membutuhkan perawatan.

Rasa takut tersebut sangat manusiawi, maka banyak orang yang tidak sadar bahwa perasaan tersebut dapat menjadi berbahaya. 

Melansir dari Healthline, PARAPUAN telah merangkum tipe dan gejala dari ketakutan akan ditelantarkan yang perlu kamu ketahui. Yuk, simak!

Ketakutan ditelantarkan secara emosional

Ketakutan ini mungkin kurang terlihat dibanding ditelantarkan secara fisik, tetapi ketakutan ini juga sangat traumatis.

Kita semua memiliki kebutuhan emosional. Jika kebutuhan tersebut tidak terpenuhi, kamu mungkin akan merasa tidak dihargai dan tidak dicintai. 

Baca Juga: Sudah Lama Menikah, Ini 6 Alasan Pasangan Memutuskan Bercerai

Kamu bisa merasa sangat sendirian, bahkan saat kamu menjalin hubungan dengan seseorang yang hadir secara fisik.

Jika kamu pernah mengalami pengabaian secara emosional di masa lalu, terutama saat masih anak-anak, kamu mungkin terus hidup dalam ketakutan bahwa hal itu akan terjadi lagi.

Ketakutan ditelantarkan pada anak-anak

Sangat normal bagi bayi dan balita untuk melalui tahap ketakutan akan perpisahan.

Mereka mungkin menangis, menjerit, atau menolak untuk melepaskan ketika orang tua atau pengasuhnya harus pergi. 

Baca Juga: Kenali Agorafobia, Gangguan Kecemasan Ketika Seseorang Berada di Suatu Ruangan

Anak-anak pada tahap ini sulit memahami kapan atau apakah orang itu akan kembali.

Ketika mereka mulai memahami bahwa orang yang mereka cintai akan kembali, rasa takut mereka akan hilang. 

Bagi kebanyakan anak, pemahaman itu akan terjadi saat mereka genap berusia tiga tahun.

 

Kecemasan akan ditelantarkan pada hubungan percintaan

Kamu mungkin punya kecemasan untuk membiarkan diri kamu terlihat rapuh dalam suatu hubungan percintaan.

Kamu juga mungkin memiliki masalah kepercayaan dan terlalu khawatir tentang hubunganmu. 

Hal itu bisa membuatmu sangat curiga pada pasangan. Kecemasanmu itu dapat menyebabkan pasanganmu lelah dan mundur. Kamu bisa jadi akan kehilangannya secara nyata.

Baca Juga: Takut Ditinggalkan Pasangan? Bisa Jadi Itu Tanda Fear of Abandonment

Selain ketiga tipe tersebut, ada beberapa gejala umum bila Kawan Puan mengalami ketakutan akan ditelantarkan. Berikut ini gejalanya:

  1. Terlalu sensitif terhadap kritik.
  2. Kesulitan mempercayai orang lain.
  3. Kesulitan berteman kecuali kamu yakin mereka menyukaimu.
  4. Mengambil tindakan ekstrim untuk menghindari perpisahan.
  5. Terlalu cepat terikat pada orang lain.
  6. Kesulitan berkomitmen dalam suatu hubungan.
  7. Bekerja terlalu keras untuk menyenangkan orang lain.
  8. Menyalahkan diri sendiri ketika suatu hubungan tidak berhasil.

Baca Juga: Takut Untuk Jatuh Cinta Lagi? Ini Solusi Agar Kita Siap Membuka Hati

Jika Kawan Puan merasakan gejala tersebut, ada baiknya pertimbangkan untuk berbicara dengan seseorang yang profesional dalam menangani gangguan kesehatan mental sebelum ketakutan berdampak buruk pada dirimu. (*)

Sumber: Healhtline
Penulis:
Editor: Aghnia Hilya Nizarisda


REKOMENDASI HARI INI

Kampanye Akbar, Paslon Frederick-Nanang: Kami Sedikit Bicara, Banyak Bekerja