Ia juga menyampaikan, gagasan tentang maskulinitas dan feminitas ini dimasyarakatkan melalui keluarga, media massa dan sosial, sekolah, agama, serta kebijakan.
Misal kebijakan di perusahaan tentang pekerjaan yang dianggap cocok untuk laki, tidak cocok untuk perempuan, atau sebaliknya.
Baca Juga: Ingin Suami Juga Ikut Melakukan Tugas Domestik? Ini Saran Psikolog
"Dalam dunia fashion pun, dikenal laki-laki metro-seksual yang pada dasarnya dilekatkan pada laki-laki yang cenderung mengedepankan penampilan, perawatan tubuh, dan lain-lain yang dianggap identik dengan kebiasaan perempuan," papar Ida.
Ia mengatakan, "Konstruksi maskulinitas dan femininitas ini juga melatari gagasan tentang seksualitas, misalnya perempuan tidak boleh agresif, laki-laki agresif dianggap wajar, bahkan menjadi pembenaran atas poligami."