Parapuan.co - Meghan Markle yang akan segera memasuki kepala empat Agustus nanti diketahui tengah menantikan kelahiran anak keduanya.
Hal ini lantas menjadi perhartian masyarakat, sebab banyak orang yang berpendapat bahwa usia 40 cukup berisiko untuk melahirkan anak.
Melansir dari Insider, memiliki anak setelah usia 35 tahun tergolong berisiko tinggi dalam dunia medis.
Baca Juga: 5 Rahasia Menjaga Kesehatan Pikiran dan Tubuh, dari Bersepeda hingga Meditasi
Tidak ada yang berubah dalam semalam ketika seorang perempuan beranjak ke usia 35 tahun.
Namun dari segi kesuburan memang ada semacam titik kritis serta beberapa risiko kehamilan dan persalinan yang meningkat.
"Ada penurunan kesuburan pada perempuan ketika mulai memasuki usia 32 dan penurunan ini jauh lebih signifikan setelah usia 37 tahun," kata Dr. Belinda Yauger, dokter spesialis kandungan dari Brooke Army Medical Center.
Karena penurunan kesuburan inilah jumlah sel telur yang diproduksi seorang perempuan menurun dan seperti yang dikatakan Dr. Belinda, penurunan besar terjadi setelah usia 37 tahun.
Baca Juga: Kawan Puan Harus Tahu, ini 3 Alasan Vagina Sering Gatal hingga Infeksi
Selain itu, penurunan kesuburan juga memengaruhi kualitas sel telur.
Kualitas sel telur yang menurun, meningkatkan risiko terjadinya kelainan kromosom yang dapat menyebabkan kondisi seperti autisme dan keguguran.
Dr. Belinda menyampaikan bahwa risiko keguguran lebih besar terjadi pada perempuan dengan usia yang lebih tua.
Sekitar 13% untuk perempuan di bawah 35 tahun, 54% untuk perempuan berusia 44 tahun ke atas.
Perempuan yang hamil setelah usia 35 tahun juga lebih rentan terhadap penyakit tekanan darah tinggi, diabetes gestasional (diabetes yang muncul pada masa kehamilan dan hanya berlangsung hingga proses melahirkan), serta pembekuan darah.
Melahirkan di usia tua, dalam hal ini di atas usia 35 tahun, juga berpotensi terhadap berat bayi yang rendah dan kelahiran prematur.
Baca Juga: Legging Ketat Menyebabkan Infeksi Jamur di Vagina? Berikut Penjelasannya
"Penyakit datang seiring bertambahnya usia, dan semakin tua kita semakin banyak penyakit yang kita miliki," kata Dr. Daniel Roshan, dokter spesialis kandungan asal New York.
Namun, meski memiliki banyak risiko dan terdengar menakutkan, banyak juga perempuan yang hamil dan melahirkan di atas usia 35 tahun yang berhasil terhindar dari berbagai masalah tersebut.
Terlebih kini kemajuan di bidang medis sudah cukup mumpuni untuk menghindari risiko kehamilan dan melahirkan di usia tua, seperti kelainan kromosom.
Selain itu, beberapa penelitian juga menemukan bahwa memulai sebuah keluarga (memiliki anak) setelah usia 33 tahun memiliki angka kekerasan fisik dan verbal yang lebih rendah.
Baca Juga: Cuma Punya Waktu 1 Menit? Coba Lakukan Hal Ini untuk Perawatan Diri Jika Tak Punya Banyak Waktu
Ibu yang berusia matang "lebih tua" cenderung tidak melakukan kekerasan fisik dan verbal kepada anak-anak mereka, yang tentu berpengaruh terhadap perilaku anak nantinya.
Selain itu juga ada keuntungan dari segi finansial, karier dan sosial yang dapat dinikmati oleh orang tua yang lebih tua.
Nah, untuk mengurangi risiko yang mungkin terjadi karena hamil dan melahirkan di usia tua, Dr. Belinda mengatakan bahwa pengujian genetik dengan fertilisasi invirto dapat dilakukan.
Dengan melakukan hal tersebut, ibu dapat mengurangi risiko keguguran dengan memilih embrio yang paling mungkin menghasilkan bayi yang sehat.
Selain itu, pasangan orang tua juga dapat melakukan konseling pra konsepsi atau pra kehamilan.
Hal ini penting dilakukan sebagai langkah antisipasi terhadap masalah potensial yang mungkin akan terjadi saat masa kehamilan.
Baca Juga: Terlalu Banyak Makan Makanan Berminyak Saat Lebaran? Lakukan Hal Ini untuk Detox
Lalu menjaga keseimbangan hal-hal sederhana seperti pola makan yang baik, tidur cukup, dan mengendalikan stres juga sangat membantu mengurangi risiko kehamilan dan persalinan berapa pun usia si ibu.
"Jika anda sehat dan baik-baik saja, maka tidak perlu takut akan risiko kehamilan dan persalinan," kata Dr. Daniel. (*)