Menurut Studi, Kamu Harus Tetap Berolahraga Meski Sudah Banyak Gerak di Tempat Kerja

Ericha Fernanda - Selasa, 18 Mei 2021
Ilustrasi seorang perempuan mencuci mobil.
Ilustrasi seorang perempuan mencuci mobil. freepik.com

 

Parapuan.co - Tubuh perlu bergerak untuk beraktivitas, berpindah tempat, dan berolahraga ya, Kawan Puan.

Mungkin kamu menganggap bahwa sudah banyak gerak di tempat kerja, sehingga tak perlu berolahraga lagi.

Sebenarnya, keduanya merupakan hal yang berbeda kaitannya terhadap risiko kesehatan jantung, lo.

Baca Juga: Sering Dilakukan Atlet, Ini Manfaat Berendam Air Es Setelah Olahraga

Sebuah studi terbaru di European Heart Journal menyimpulkan sebuah paradoks: olahraga di luar jam kerja baik untuk kesehatan jantung, tapi pekerjaan yang membebani secara fisik sebenarnya meningkatkan risiko kardiovaskular.

Peneliti mengamati lebih dari 104.000 laki-laki dan perempuan berusia 20 hingga 100 tahun yang menyelesaikan kuesioner tentang aktivitas selama bekerja dan waktu senggang selama 10 tahun terakhir.

Para responden dilacak aktivitas kardiovaskular yang merugikan, yang dikenal sebagai MACE, termasuk stroke atau serangan jantung.

Berdasarkan laporan MACE, responden yang melakukan olahraga ketika waktu luang di luar jam kerja, mengurangi risiko kematian dini sebesar 40 persen.

Sementara mereka yang melakukan aktivitas kerja tingkat sedang justru mengalami peningkatan risiko kematian dini sebesar 13 persen.

Sedangkan mereka yang memiliki aktivitas kerja yang tinggi dan sangat tinggi juga memiliki risiko 15-35 persen lebih tinggi terkena masalah kardiovaskular, termasuk kematian dini.

Menguraikan Paradoks

"Mungkin karena pekerjaan yang menuntut secara fisik tidak cenderung dapat meningkatkan kebugaran kardiovaskular seperti berjalan cepat atau bersepeda yang cukup intens," ujar Andreas Holtermann, penulis utama dari Pusat Penelitian Nasional untuk Lingkungan Kerja di Kopenhagen, Denmark, seperti dikutip Verywell Fit.

Andreas menambahkan, pekerjaan yang sangat aktif cenderung melibatkan gerakan berulang, terutama mengangkat benda ukuran sedang hingga berat selama beberapa jam sehari.

Lantas, Andreas juga mengaitkan dengan penelitian sebelumnya bahwa kerja fisik yang tinggi dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.

Sebab, ketika aktivitas kerja fisik yang tinggi sering kali meningkatkan tekanan darah dan menjaganya tetap tinggi selama aktivitas berlangsung.

“Satu faktor besar lagi adalah kurangnya waktu pemulihan yang memadai, yang tidak memungkinkan sistem kardiovaskular beristirahat dan menjadi lebih kuat,” imbuh Andreas.

Bahkan bersantai di akhir pekan tidak cukup untuk mengatasi masalah ini.

Baca Juga: Cara Meningkatkan Mood Hanya dengan Melakukan 3 Gerakan Peregangan Berikut

Mengubah Tugas Kerja

Jika kamu sulit untuk berolahraga di luar jam kerja, maka strategi lain yang bisa dilakukan adalah mengatur ulang aktivitas kerjamu.

Itu berarti menggabungkan berbagai jenis gerakan, misalnya seperti mengangkat, duduk, dan berdiri.

Melakukan aktivitas yang dinamis dengan intensitas lebih tinggi dan durasi lebih pendek, juga lebih disukai daripada aktivitas yang lebih statis, intensitas rendah, dan durasi lebih lama.

Namun faktanya, tidak semua tempat kerja memberikan fleksibilitas untuk karyawannya melakukan hal itu.

Maka, apabila hal tersebut tidak memungkinkan, Andreas menyarankan setidaknya kamu harus bisa menemukan cara agar bisa aktif bergerak saat waktu istirahat dan makan siang. 

“Kesimpulan utamanya adalah harus ada kesadaran tentang perbedaan efek olahraga dengan kerja fisik,” ujar Andreas.

Hanya karena kamu bergerak di tempat kerja bukan berarti itu baik untuk jantungmu.(*)

 

Sumber: verywellfit.com
Penulis:
Editor: Citra Narada Putri


REKOMENDASI HARI INI

Ada Budi Pekerti, Ini 3 Film Indonesia Populer yang Bertema Guru