Tetapi terapi penciuman bukan hanya tentang bagaimana mengendus wewangian, pasien juga perlu fokus pada apa yang diwakili oleh aroma saat menciumnya.
Intinya, otak dan hidung dilatih ulang untuk mengenali bau tersebut.
“Penting bagi kamu untuk memahami bahwa, misalnya, ini adalah bau mawar yang seharusnya kamu cium,” jelas Raj.
“Gagasan ini adalah agar kamu mencoba dan memikirkan seperti apa aroma mawar dan seperti apa bentuknya dengan menggabungkan citra visual dan stimulasi aroma yang terisolasi,” lanjut Raj.
Baca Juga: Efek Samping Vaksin Covid-19 terasa Lebih Lama? Ini yang Harus Segera Diperiksa
Merangsang Indra Penciuman
Meningkatkan kembali penciuman ini masih harus dipahami lebih lanjut.
Namun, saat kita memproses bau melalui penciuman, biasanya dimulai dengan reseptor penciuman yang ada di bagian atas sinus.
Partikel bau yang ada di udara akan mengaktifkan reseptor ini, kemudian mengirim sinyal ke bola penciuman otak, yakni dua kumpulan sel saraf yang berada di bagian bawah otak melalui saraf penciuman.
Kata Tran, mekanisme biologis yang tepat di mana terapi penciuman membantu pasien meningkatkan indra ini tidak sepenuhnya bisa dipahami sekarang, tetapi ada beberapa teori bermunculan.
Dari sana, informasi penciuman diproses oleh banyak area di otak, termasuk amigdala dan hipokampus, yang terlibat dalam pemrosesan memori dan emosional, serta bagian korteks.
Para ahli berpikir bahwa penyakit akibat virus, seperti COVID-19, dapat merusak reseptor penciuman di sinus.