Parapuan.co - Kesepian tidak hanya membuat Kawan Puan merasa sedih.
Menurut penelitian, kesepian ternyata juga bisa menjadi faktor utama dalam menyebabkan kematian dini.
Perasaan terisolasi yang ekstrim dapat meningkatkan kemungkinan kematian dini sebesar 14 persen, kata Profesor John Cacioppo dari Universitas Chicago pada hari Minggu pada pertemuan tahunan Asosiasi Amerika untuk Kemajuan Ilmu Pengetahuan, di Chicago, Illinois, menurut UChicagoNews, seperti dikutip dari Huffpost.
Cacioppo mengatakan bahwa itu hampir dua kali lebih tinggi dari risiko kematian dini akibat obesitas.
Baca Juga: Lansia Tak Selalu Identik dengan Penyakit, Jaga Diri dan Tetap Aktif di Usia Lanjut dengan Hal Ini
Cacioppo, merupakan peneliti yang melakukan penelitian terkait penurunan kesehatan fisik dan mental lebih dari 2.000 orang dewasa di atas usia 55 tahun.
"Kesepian dapat memiliki berbagai efek berbahaya, mulai dari mengganggu tidur, meningkatkan tekanan darah, menyebabkan peningkatan hormon stres kortisol dan menurunkan kesejahteraan subjektifmu secara keseluruhan," terang Cacioppo.
Menjauh dari jaringan dukunganmu setelah pensiun dapat meningkatkan perasaan terisolasi, kata Cacioppo.
“Kami pikir pensiun berarti meninggalkan teman dan keluarga dan membeli tempat di Florida yang hangat dan hidup bahagia selamanya. Tapi itu mungkin bukan ide terbaik,” jelasnya.
Jadi, apa yang dapat kamu lakukan untuk menghindari kematian dini karena kesepian?
Cobalah lebih sering berkumpul dengan teman dan keluarga.
Baca Juga: Tetap Produktif Meski Jalani Puasa Syawal, Lakukan Hal Ini Agar Tetap Semangat Beraktivitas
"Yang benar-benar penting adalah persahabatan dan saling membantu serta perlindungan," ungkapnya.
"Stres dan tantangan hidup lebih mudah ditanggung jika kita bisa membaginya dengan seseorang yang kita percayai dan percayai," imbuhnya.
Mengutip dari Huffingtonpost.ca, kesepian atau isolasi sosial dapat dikaitkan dengan konsekuensi kesehatan yang buruk, termasuk penyakit jantung, kata para peneliti.
Sebuah penelitian internasional menemukan, orang dengan aterosklerosis, atau pengerasan arteri, dan yang hidup sendiri mungkin berisiko lebih tinggi untuk meninggal daripada mereka yang tinggal bersama orang lain.
Hidup sendiri lebih berisiko di antara mereka yang berusia 45 hingga 65 tahun, tetapi tidak bagi mereka yang berusia 66 tahun atau lebih, demikian temuan para peneliti.
Baca Juga: Cuma Punya Waktu 1 Menit? Coba Lakukan Hal Ini untuk Perawatan Diri Jika Tak Punya Banyak Waktu
"Hidup sendiri mungkin menjadi penanda situasi stres, seperti isolasi sosial karena pekerjaan atau alasan pribadi, yang dapat mempengaruhi efek biologis pada sistem kardiovaskular," kata Dr. Jacob Udell dari Brigham and Women's Hospital dan Harvard Medical School di Boston.
"Selain itu, pasien yang hidup sendiri mungkin menunda mencari perhatian medis karena gejala yang ada, yang dapat meningkatkan risiko kematian akibat serangan jantung atau stroke," tambahnya dalam rilisnya. (*)