Selama tidak berlebihan, kotoran serumen yang secara alamiah diproduksi oleh kelenjar minyak di liang telinga ini sebenarnya tidak akan mengakibatkan gangguan telinga.
Justru kotoran ini berfungsi untuk melindungi telinga dari debu dan kuman. Kotoran ini juga bisa menjaga air agar tidak masuk ke dalam telinga.
Akan tetapi, jika jumlahnya sudah terlalu banyak dan menumpuk, serumen memang perlu dibersihkan karena dapat mengganggu pendengaran.
Baca Juga: Keseringan Pakai Ponsel, Perlukah Lakukan Detoks Digital untuk Hindari Stres?
“Namanya telinga tertutup kan tidak ada udara yang masuk. Pasien biasanya mengeluh tidak nyaman hingga pusing,” jelas Hutami.
Serumen sebenarnya bisa keluar sendiri bersama debu berkat dorongan mekanisme otot pipi saat seseorang mengunyah makanan.
Namun tak semua jenis serumen bisa keluar dengan sendirinya, seperti kotoran yang bersifat padat.
Maka dari itu, Hutami menganjurkan masyarakat untuk bisa melakukan perawatan telinga secara rutin ke dokter maksimal 6 bulan sekali.
Dalam perawatan tersebut, dokter biasanya akan memeriksa kondisi serumen di dalam telinga.