Parapuan.co – Kawan Puan, apakah kamu familiar dengan istilah mansplaining?
Istilah mansplaining sebelumnya dikenalkan oleh Rebecca Sulnit dalam sebuah esai, kemudian dicantumkan dalam kamus Merriam-Webster.
Mansplaining sendiri merupakan sebagai sikap merendahkan, dengan asumsi bahwa seseorang lebih berpengetahuan dibandingkan lawan bicaranya.
Di dunia kerja, biasanya sikap mansplaining dilakukan oleh laki-laki terhadap perempuan.
Baca Juga: Mau Sukses Berkarier, Yuk Tingkatkan Rasa Percaya Diri saat Berbicara
Sikap semacam itu diduga punya dampak buruk terhadap kaum perempuan di dunia kerja.
Kaum perempuan bisa merasa diremehkan, terpinggirkan, bahkan bisa menghambat perkembangan kariernya.
Apakah Kawan Puan pernah mengalami mansplaining?
Baik Kawan Puan yang sudah maupun yang belum pernah mengalami, wajin nih mengetahui cara-cara mengatasi mansplaining berikut.
Melansir dari Forbes for Woman, inilah 2 strategi mengatasi mansplaining yang bisa Kawan Puan coba!
Mendidik karyawan dengan konsep keberagaman
Di setiap perusahaan akan selalu memiliki karyawan laki-laki dan perempuan.
Di situlah perusahaan juga perlu memahami kebutuhan karyawannya masing-masing, dan tidak membeda-bedakan gender mereka.
Oleh karenanya, perusahaan bisa mengadakan program rutin tentang keberagaman.
Bila perlu, adakan pula pelatihan seputar mansplaining kepada karyawan laki-laki.
Baca Juga: Kawan Puan, Ini Kunci Utama Sukses Bekerja di Bidang yang Didominasi Laki-Laki
Hal itu dilakukan supaya karyawan laki-laki sadar apabila mereka berpikir bahwa perempuan berada tidak lebih unggul dibandingkan mereka.
Pasalnya, terkadang kaum laki-laki tidak menyadari sikap dan pemikiran mereka tentang mansplaining.
Sebagian besar juga menganggap bahwa sikap semacam itu adalah biasanya dan tidak berdampak apa-apa.
Jika mereka paham sikapnya tidak tepat, kemungkinan adanya mansplaining di dunia kerja bisa berkurang.
Sedikit bicara, lebih banyak mendengarkan
Strategi lain yang dapat mengurangi perilaku mansplaining adalah belajar untuk lebih banyak mendengarkan daripada berbicara.
Mendengarkan lebih banyak dari orang yang diajak bicara akan membuat seseorang semakin mengenal dan tahu pengetahuan dan kecerdasan orang lain.
Dengan begitu, asumsi bahwa lawan bicara punya pengetahuan yang lebih rendah dapat dikurangi, atau bahkan dihilangkan.
Baca Juga: Rachel Vennya Sayembara Buru Biodata Haters, Pakar Bilang Potensi Doxing, Apa Itu?
Salah satu cara mempraktikkan latihan mendengarkan dan sedikit bicara ini misalnya ketika berada di tengah percakapan atau rapat.
Seseorang sebaiknya tidak berbicara, berpendapat, atau memberikan saran apabila tidak diminta atau ditanya secara khusus.
Latihan mendengarkan dan sedikit bicara ini tidak hanya untuk mengurangi mansplaining, tetapi juga bisa diterapkan dalam kehidupan secara umum.
Baca Juga: Salesperson Perlu Tahu 6 Teknik Penjualan Berikut agar Omzet Meningkat
Tak hanya bagi kaum laki-laki, tetapi perempuan dan siapa saja supaya tidak bersikap merendahkan pengetahuan seseorang tanpa mengenalnya lebih jauh.
Kawan Puan itulah penjelasan mansplaining dan cara mengatasinya di tempat kerja.
Semoga dengan tulisan ini Kawan Puan tidak merasa terpinggirkan dan bisa lebih percaya diri lagi ketika menghadapi mansplaining ini.
Tetap semangat, Kawan Puan! (*)