Parapuan.co – Pandemi Covid-19 yang melanda dunia membuat aktivitas sosial dan ekonomi seakan berhenti. Ketika virus corona mulai merebak di Indonesia, tepatnya pada Maret 2020, pemerintah langsung membatasi seluruh kegiatan di luar rumah untuk menekan angka penularan.
Kegiatan seperti bersekolah, bekerja, hingga beribadah dilakukan di rumah. Pembatasan jumlah karyawan yang bekerja di kantor pun dilakukan untuk perusahaan yang karyawannya tidak memungkinkan bekerja dari rumah karena bergerak di bidang pelayanan publik.
Transportasi umum juga sempat berhenti beroperasi. Kini, angkutan umum kembali dioperasikan, tetapi hanya boleh mengangkut penumpang dengan jumlah 50 persen dari kapasitas asli.
Hal tersebut membuat banyak pihak merasakan dampak yang luar biasa. Situasi yang tidak pasti dan sejumlah pembatasan tersebut membuat aktivitas ekonomi tidak berjalan normal.
Baca Juga: Vaksinasi Gotong Royong Perdana untuk Pekerja Mulai Digelar Pekan Ini
Akibatnya, pertumbuhan ekonomi nasional pun ikut melambat. Berdasarkan Laporan Badan Pusat Statistik (BPS), pada Agustus 2020, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2020 minus 5,32 persen.
Menghadapi situasi demikian, banyak pengusaha akhirnya melakukan efisiensi dalam operasionalnya. Salah satu langkah yang diambil adalah merumahkan karyawan. Perusahaan juga melakukan transformasi dan terobosan terus bertahan.
Pemerintah pun terus mendorong pertumbuhan perekonomian Indonesia. Berbagai cara dilakukan, mulai dari memberi stimulus bagi sektor swasta dan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), memberikan bantuan kredit berbunga rendah, hingga membentuk Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional.
Setelah vaksin Covid-19 tersedia, pemerintah melakukan langkah pemulihan kesehatan dengan menyelenggarakan program vaksinasi secara nasional.
Di Indonesia, pelaksanaan vaksinasi sudah dimulai sejak Januari 2021. Presiden Joko Widodo menjadi orang pertama di Indonesia yang menerima suntikan vaksin Covid-19 pada Rabu (13/1/2021). Program vaksin pemerintah pun terus dilaksanakan di seluruh daerah di Indonesia.
Selain program vaksinasi dari pemerintah, pihak swasta pun turut membantu percepatan pemberian vaksin kepada masyarakat Indonesia melalui Vaksinasi Gotong Royong.
Program Vaksinasi Gotong Royong merupakan sinergi pihak swasta dengan pemerintah untuk memulihkan ekonomi nasional. Dengan pulihnya kesehatan, masyarakat diharapkan dapat kembali leluasa melakukan aktivitas ekonomi.
Diberitakan Kompas.com, Jumat (26/2/2021), Vaksinasi Gotong Royong bertujuan untuk mempercepat program vaksinasi nasional sehingga kekebalan kelompok dapat segera tercapai.
Baca Juga: Optimis! Vaksinasi dan Protkes Percepat Indonesia Pulih dari Pandemi
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan bahwa Vaksinasi Gotong Royong tidak akan mengganggu program vaksinasi gratis yang sedang berlangsung dari pemerintah.
“Vaksinasi Gotong Royong ditujukan untuk para pekerja atau karyawan di suatu perusahaan dan keluarganya. Pemberiannya secara gratis oleh perusahaan,” ujar Nadia.
Sebagai informasi, satu dosis vaksin yang digunakan dalam program tersebut dibanderol dengan harga Rp 500.000. Rinciannya, harga vaksin sebesar RP 375.000 per dosis dan jasa penyuntikan Rp 125.000.
Seluruh biaya vaksinasi akan dibebankan kepada perusahaan. Jadi, karyawan dan keluarga peserta vaksin tidak perlu mengeluarkan biaya lagi untuk mendapatkan vaksin Covid-19 dari program Vaksinasi Gotong Royong.
Aturan Vaksinasi Gotong Royong tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 10 Tahun 2021. Peraturan tersebut mengubah aturan sebelumnya, yakni Permenkes Nomor 84 Tahun 2020.
Berbeda dengan vaksinasi pemerintah
Program Vaksinasi Gotong Royong yang diinisiasi oleh Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia direspons baik oleh para pelaku usaha.
Tercatat, hingga Selasa (18/5/2021), sebanyak 22.736 perusahaan telah mendaftar untuk mengikuti program pelaksanaan vaksin gotong royong. Dari jumlah tersebut, terdapat lebih dari 10 juta pekerja yang akan mendapatkan vaksin Covid-19.
Baca Juga: Kementerian Kesehatan Buka Program Vaksin untuk 50 Tahun ke Atas, Begini Cara Daftarnya
Meski Vaksinasi Gotong Royong didukung penuh oleh pemerintah, vaksin yang digunakan untuk program tersebut berbeda dengan program vaksinasi nasional dari pemerintah.
Adapun vaksin yang sudah terkonfirmasi digunakan dalam Vaksinasi Gotong Royong adalah vaksin Sinopharm, CanSino, Novavax, dan Moderna.
Sebagai informasi, sistem pembagian jenis vaksin tersebut akan dikoordinasikan oleh Kadin dan PT Bio Farma. Diwartakan Kompas.com, Senin (3/5/2021), Direktur Utama PT Bio Farma Honesti Basyir menyampaikan bahwa Sinopharm telah berkomitmen untuk menyediakan 15 juta dosis vaksin yang akan dikirimkan secara bertahap hingga akhir kuartal 2021.
Sementara itu, untuk vaksin Moderna, Bio Farma berkomitmen akan menyediakan 5,2 juta dosis. Dosis tersebut diprediksi akan dikirim mulai awal kuartal III 2021.
Selain Bio Farma, Kimia Farma juga turut mendukung ketersediaan vaksin dalam program vaksinasi gotong royong.
Baca Juga: Dimulai Hari Ini, Berikut Cara Daftar Vaksinasi Gotong Royong
Melansir Covid-19.go.id, Kamis (27/5/2021) Sekretaris Perusahaan Kimia Farma Ganti Winarno menyampaikan bahwa pihaknya terus mempersiapkan diri menyukseskan Vaksinasi Gotong Royong, baik dari sisi kesiapan rantai dingin di seluruh Indonesia juga sarana dan prasarananya, termasuk sumber daya manusia (SDM) kesehatan.
“Pada prinsipnya, Kimia Farma siap membantu pemerintah dalam melaksanakan Vaksinasi Gotong Royong,” ujarnya.
Dari sisi fasilitas pelayanan kesehatan, lanjutnya, Kimia Farma berkomitmen untuk memperbaiki kualitas pelayanan agar perusahaan merasa nyaman dan mendapatkan pelayanan terbaik.
Sebagai informasi, program Vaksinasi Gotong Royong telah dilaksanakan mulai Selasa (18/5/2021). Sejumlah nama perusahaan besar, seperti PT Unilever, PT Mayora Grup, PT Gajah Tunggal, dan PT Yuasa Battery, telah melaksanakan vaksinasi gotong royong untuk seluruh pekerjanya.
Dengan berjalannya program Vaksinasi Gotong Royong, diharapkan produksi dan produktivitas para pekerja dapat berjalan dengan lebih aman dan nyaman sehingga ke depannya turut memicu pemulihan ekonomi nasional.