Pencegahan perkawinan anak
Kawan Puan, untuk mencegah perkawinan anak ini bisa kita mulai dari lingkungan terdekat kita lo!
Seperti apa yang dikatakan Dini Widiastuti yaitu semua orang bisa menjadi campaigner untuk mencegah terjadinya perkawinan anak.
“Sebetulnya semua bisa menjadi campaigner. Mulai sari tetangga, ataupun saudara kita yang berniat mengawinkan anaknya, anak-anak itu sendiri yang sering terpengaruh Instagram (media sosial).”
Baca Juga: Ibu Alvin Faiz Turun Tangan Usai Larissa Ungkap Penyebab Perceraian
Ia juga mengambil contoh kasus perkawinan anak yang sekaligus seorang figur publik.
Perkawinan tersebut pada akhirnya tidak bisa diselamatkan dan harus menghadapi perceraian.
“Ya apa yang mau diharapkan, orang itu laki-lakinya (pada saat menikah) masih anak-anak. Perempuannya juga belum dewasa,” ujarnya.
Selain itu Dini Widiastuti juga menambahkan bahwa kampanye pencegahan perkawinan anak ini juga melibatkan anak-anak muda, sebagai ujung tombak.
Mengingat, anak-anak remaja sendiri lebih percaya apa yang dibilang oleh teman dibandingkan apa yang dibilang orang tua bahkan pejabat daerah masing-masing.
Baca Juga: Dinilai Normalisasi Perkawinan Anak, KOMPAKS Kecam Sinetron Suara Hati Istri di Indosiar
Kawan Puan, kampanye pencegahan perkawinan anak ini sendiri merupakan kerja sama antara Komite Perlindungan Anak Desa dan Yayasan Plan Internasional Indonesia.
“Kita ingin membuat tren perkawinan anak ini enggak cool. Yang cool itu adalah tetap bersekolah, mengembangkan diri dan bercita-cita setinggi mungkin,” ungkap Dini ketika ditanya harapan dari kampanye pencegahan terhadap perkawinan anak tersebut.
Kawan Puan, pencegahan terhadap perkawinan anak ini memang bukan pekerjaan yang mudah.
Namun kita perlu tetap optimis dan turut serta untuk mencegah perkawinan anak di lingkungan terdekat. (*)