6. Tidak percaya
Orang tua otoriter tidak mempercayai anak-anak mereka untuk membuat pilihan yang baik.
Orang tua dengan pola asuh ini tidak memberikan banyak kebebasan kepada anaknya untuk menunjukkan bahwa mereka dapat menunjukkan perilaku yang baik.
Daripada membiarkan anak-anak membuat keputusan sendiri dan menghadapi konsekuensi alami atas pilihan tersebut, orang tua yang otoriter mengarahkan anak-anak mereka untuk memastikan bahwa mereka tidak membuat kesalahan.
Baca Juga: Sadar Tanpa Disuruh, Ketahui 4 Tips Biasakan Anak Remaja Mengerjakan Tugas Rumah
7. Kaku dan tidak mau bernegosiasi
Orang tua otoriter tidak percaya pada area abu-abu dan tidak pasti.
Situasi dipandang sebagai hitam dan putih dan hanya ada sedikit atau tidak ada ruang untuk kompromi.
Anak-anak tidak mendapatkan suara ketika harus menetapkan aturan atau membuat keputusan.
Kawan Puan, itulah karakteristik pola asuh otoriter pada anak.
Apakah Kawan Puan dulu pernah merasakannya? Atau malah sekarang mengadopsinya dalam pola pengasuhanmu? (*)