Tempe Bongkrek, Tempe Beracun yang Banyak Menelan Korban Jiwa

Firdhayanti - Jumat, 4 Juni 2021
Tempe bongkrek, tempe yang berbahaya untuk dikonsumsi karena racun yang ditimbulkannya.
Tempe bongkrek, tempe yang berbahaya untuk dikonsumsi karena racun yang ditimbulkannya. watyutink.com

Parapuan.co - Tempe merupakan salah satu makanan yang banyak digemari sebagian besar masyarakat Indonesia. 

Rasa yang gurih, kandungan gizi yang tinggi, serta mudah didapat membuat seluruh lapisan masyarakat bisa menikmati makanan yang didaftarkan menjadi warisan dunia UNESCO ini. 

Akan tetapi, tak semua tempe baik untuk tubuh, lho. Bahkan, ada tempe yang beracun. Waduh! 

Baca Juga: Jenis-Jenis Tempe yang Tak Gunakan Kacang Kedelai, Ternyata Banyak!

Tempe yang mengandung racun ini adalah tempe bongkrek

Sebagaimana ditulis oleh travel.tribunnews, tempe bongkrek adalah makanan yang berasal dari Banyumas, Jawa Tengah dan populer di daerah asalnya. 

Tempe ini dibuat dari ampas kelapa parut yang kemudian di fermentasi.

Tempe bongkrek ini memiliki warna hijau tua. 

Dengan harga yang terjangkau dan rasa yang gurih, tempe bongkrek begitu disukai. 

Mengandung Zat Beracun

Meskipun rasanya enak dan harganya murah, tempe bongkrek memiliki racun yang dapat membahayakan tubuh. 

Beracunnya tempe bongkrek sudah membahayakan sejak dulu. Pada tahun 1895, wabah keracunan tempe bongkrek pertama kali dicatat oleh Belanda. 

Tempe bongkrek juga pernah diungkapkan oleh ilmuwan asal Belanda, yakni Adolf G. Voderman. Ia mengatakan bahwa tempe bongkrek dapat menyebabkan keracunan yang fatal. 

Baca Juga: Cocok Untuk Vegan dan Vegetarian, Ini Olahan Tempe yang Kaya Gizi!

Keracunan tempe bongkrek juga terjadi pada 1931 hingga 1937. Saat itu, depresi ekonomi yang melanda Hindia Belanda mendorong penduduk desa untuk membuat tempe bongkrek sendiri. Hal ini menyebabkan keracunan pada banyak orang. 

Penyebab keracunan tempe bongkrek ini pun diteliti oleh W.K. Mertens dan A.G. van Veen dari Eijkman Institute di Batavia. 

Pada 1933, mereka menemukan bahwa penyebab munculnya racun pada tempe bongkrek adalah bakteri Pseudomonas cocovenenans. Bakteri inilah yang menghasilkan asam bongkrek dan toksoflavin.

 

 

 

 

Dalam thesis Asih (2017) yang didasri dari teori Veen (1966) dan Arbianto (1979), asam bongkrek memiliki wujud tak berwarna sementara toksoflavin memiliki wujud berwarna kekuningan yang dapat dilihat secara jelas jika tempe bongkrek beracun

Racun tersebut dapat menyebabkan masalah pada tubuh, yakni hemolisis yang disebabkan oleh terhambatnya transport gula ke dalam eritrosit. 

Selain itu, asam bongkrek juga menghambat metabolisme glikogen dan memobilisasi dan memobilisasi glikogen hati sehingga mengalami hiperglikemia yang fatal. 

Diangkat dalam Novel Ahmad Tohari

Dua kasus keracunan tempe bongkrek hanyalah sebagian dari kasus lainnya. 

Dalam buku History of Tempeh and Tempeh Product, yang dilansir oleh Shurtleff dan Aoyagi, Arbiyanto Purwo dalam buku Bongkrek Food Poisoning in Java mengatakan terdapat kasus sebanyak 7.216 orang meninggal karena keracunan tempe bongkrek dari 1951 hingga 1975. 

Dari jumlah tersebut, 850 orang di antaranya meninggal dunia.

Baca Juga: Resep Mudah Burger Tempe yang Cocok untuk Vegan dan Vegetarian

Hal ini menunjukan bahwa kematian akibat keracunan tempe bongkrek saat itu rata-rata sebanyak 34 orang dalam setahun. 

Tahun 1975 tampaknya menjadi tahun terburuk kasus keracunan ini. 

Sebanyak 125 dari 1.036 orang meregang nyawa akibat makanan ini. Kemudian pada 1977, meski jumlahnya menurun, lebih dari 400 orang keracunan dan lebih dari 70 korban meninggal.

Saking mengkhawatirkannya kondisi keracunan tempe bongkrek, sastrawan Ahmad Tohari sampai mengangkatnya dalam novel yang ditulisnya, yakni Ronggeng Dukuh Paruk.

Bagian pertama dari trilogi Ronggeng Dukuh Paruk yang terbit tahun 1982 ini mengisahkan bahwa orang tua tokoh utama, Srintil, ikut meninggal dalam keracunan tempe bongkrek yang disebabkan oleh tempe bongkrek yang dibuat orang tua Srintil. 

Menanggapi kasus keracunan tempe bongkrek yang masih saja ditemukan pada saat itu, pemerintah pun melarang produksi tempe bongkrek sejak 1962. 

Akan tetapi, kasus keracunan tempe bongkrek masih terus ada hingga tahun 80-an.(*)

 

Sumber: Historia.id
Penulis:
Editor: Aulia Firafiroh


REKOMENDASI HARI INI

Kampanye Akbar, Paslon Frederick-Nanang: Kami Sedikit Bicara, Banyak Bekerja