Parapuan.co - Kawan Puan, beberapa waktu lalu Direktorat Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus Kemendikbud Ristek meluncurkan program GP3M.
Apa itu program GP3M?
Program GP3M atau Gerakan Pendidikan Pemberdayaan Perempuan Marginal merupakan program yang dibentuk dengan tujuan untuk meningkatkan minat dan kemampuan baca pada perempuan Indonesia untuk lebih mencerdaskan perempuan, seperti yang dilansir dari Paudpedia.kemdikbud.go.id.
Baca Juga: Peringati Hari Buku Sedunia, Ini 6 Tips Ajak Anak Agar Gemar Membaca
GP3M, yang diluncurkan pada 2015 ini, menyasar para perempuan yang tinggal di kawasan marginal maupun kawasan tertinggal, terluar, dan terpencil (3T) di Indonesia.
Sasaran tersebut dipilih akses untuk mendapatkan pendidikan yang memadai di kawasan-kawasan tersebut sangat sulit sehingga para perempuan itu sulit untuk mengembangkan minat dan kemampuan membacanya.
Selain itu, GP3M juga menyasar para perempuan yang mengantarkan murid ke sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang PAUD-nya berada di kawasan marginal maupun 3T.
Maksudnya, para ibu atau wali perempuan dari murid-murid PAUD di kawasan marginal maupun 3T itu bisa mengikuti GP3M juga untuk mengasah minat dan keterampilan membacanya.
Selain itu,Kompas.com pada Senin (7/6/2021) mewartakan bahwa ini sejalan dengan upaya Direktorat Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus untuk meningkatkan kemampuan membaca warga dewasa, khususnya perempuan.
Baca Juga: Tak Hanya Mengurangi Stres, Ternyata Membaca Bisa Membuat Hidup Lebih Lama
"Direktorat Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus berupaya meningkatkan keaksaraan penduduk orang dewasa melalui berbagai program (salah satunya GP3M) yang terintegrasi dengan program keaksaraan usaha mandiri, pengembangan budaya baca masyarakat, pengarusutamaan gender bidang pendidikan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keorangtuaan, dan penataan kelembagaan pendidikan nonformal," ungkap Direktur Pendidikan Masyarakat dan Layanan Khusus Kemendikbud Ristek, Samto, seperti dikutip dari Kompas.com.
Namun, Samto tidak menjelaskan lebih rinci mengenai seperti apa tepatnya program keaksaraan usaha mandiri, pengembangan budaya baca masyarakat, maupun program-program lain yang dia sebutkan itu.
Dia juga tidak merinci kapan tepatnya program-program yang dia sebutkan itu dimulai.
Minat membaca di Indonesia
Masih dari Kompas.com, minat membaca masyarakat Indonesia masih belum setinggi negara-negara lain.
Hal ini dibuktikan oleh survei yang dilakukan oleh Perpustakaan Nasional (Perpusnas) pada 2020.
Survei oleh Perpusnas ini melibatkan 10.200 responden yang tersebar di 34 provinsi di Indonesia.
Survei tersebut mengukur frekuensi membaca, durasi membaca, dan jumlah buku yang dibaca oleh para responden.
Baca Juga: Sudah Baca Buku Hari Ini? Ada 4 Manfaat yang Bisa Didapatkan!
Hasilnya menunjukkan bahwa minat baca penduduk Indonesia sebesar 55,74 poin atau termasuk kategori sedang.
Sementara, data yang dirilis Program for International Student Assessment (PISA) pada 2015 menunjukkan bahwa Indonesia berada di urutan ke-64 dari 72 negara di bidang kemampuan membaca.
Ini berarti kemampuan membaca warga Indonesia, khususnya yang masih berstatus pelajar (student) terbilang rendah.
Kawan Puan, semoga program GP3M ini bisa menyasar seluruh perempuan di Indonesia ya!
Agar dari program GP3M ini bisa membuat lebih banyak perempuan Indonesia lebih berdaya dan memiliki pengetahuan yang luas. (*)