Sistem pendidikan Sekolah SPI masih belum jelas
Ai mengatakan, setelah adanya pemetaan justru tercium situasi yang tidak sewajarnya dalam konteks sistem pendidikan yang ada di SPI ini.
Sekolah ini tercatat sebagai SMA (Sekolah Menengah Atas), tapi pada kenyataannya terlibat sistem pendidikan vokasional, ketenagakerjaan termasuk pelatihan dan magang. Dikarenakan ruang lingkup sekolah yang terintegrasi dalam dunia bisnis dan entrepreneurship.
"Tibalah KPAI bertanya secara spesifik, sebetulnya sistem pendidikan SMA di sini melahirkan lulusan yang memiliki sumber daya seperti apa?" kata Ai.
Pihak SPI mengatakan bahwa sekolahnya tidak bisa standar atau disamakan seperti sekolah SMA pada umumnya, dengan dalih latar belakang siswa seperti yang disebutkan tadi.
Baca Juga: Waduh, Vokalis Band Indonesia Dituduh Melakukan Pelecehan Seksual!
"Tentu jawaban ini mengherankan karena tidak boleh ada embel-embel anak panti, anak tidak beruntung, atau anak yatim piatu (dalam mendapatkan pendidikan yang setara,red). Sebab, standarisasi sistem pendidikan SMA harus menyasar secara keseluruhan dan sama rata," jelas Ai.
Sehingga, KPAI merekomendasikan Dinas Pendidikan setempat untuk memetakan kategorisasi sekolah SPI ini seperti apa, sehingga output dari sekolah ini tidak mencederai perlindungan anak.
Sebab, sistem pendidikan vokasional, pelatihan, atau magang ini terdapat aturan jelas apalagi untuk SMK dan bukan diperuntukkan bagi SMA.
"Sehingga poin perlindungan anak ini menjadi sebuah hal yang penting, sehingga peluang-peluang di masa lalu seperti kekerasan seksual karena akses anak-anak dengan pendiri yang bukan guru lebih terbuka," tutur Ai.