4. Samburu, Kenya
Di daratan Afrika juga masih ada suku yang menganut sistem matrilineal.
Salah satunya adalah Suku Umoja yang berasal dari tanah tak bertuan yang berada di desa padang rumput Samburu, Kenya Utara, Afrika Timur.
Uniknya, mereka melarang pengunjung laki-laki untuk datang ke daerah mereka.
Bahkan, mereka sengaja memasang pagar berduri untuk mencegah datangnya pengunjung laki-laki.
Umoja juga dikenal dengan tempat para penyintas kekerasan seksual dan kekerasan berbasis gender.
Ibu pemimpin desa Umoja, Rebecca Lolosoli, mendirikan desa tersebut pada tahun 1990 dengan 15 orang yang selamat dari pemerkosaan tentara Inggris.
Rebecca sendiri mendapat hukuman pemerkosaan karena menyebarkan hak-hak perempuan di desanya.
Baca Juga: Venesia Diusulkan dalam Daftar Warisan Dunia Terancam Punah UNESCO
5. Navajo, Amerika Serikat
Masyarakat Navajo, salah satu Suku Indian di Amerika Serikat ini juga mengatur alur keturunan dari pihak perempuan.
Klan di keluarga ditentukan oleh ibu atau perempuan. Pun dalam pernikahan, jika laki-laki suku Navajo menikah secara otomatis ia akan menjadi klan istrinya.
Keluarga dengan klan yang sama pun tidak boleh menikah.
Tak hanya itu, di sini Naabeehó sáanii (perempuan Navajo) adalah pusat keluarga, penjaga kebijaksanaan dan pemelihara ajaran leluhur.
Dari The Guardian, dalam kisah kemunculan Suku Navajo diceritakan bagaimana perempuan belajar menjadi ibu pemimpin dari Changing Woman, seorang ibu tunggal dari putra kembar yang menjadi pahlawan Diné. (*)