Parapuan.co - Beragam bentuk seksisme di tempat kerja juga masih sering kita alami ya.
Seksisme di tempat kerja juga akhirnya membuat banyak dari Kawan Puan merasa tidak dihargai.
Tak hanya itu, seksisme di tempat kerja juga sering membuat kita merasa kurang percaya diri akan kemampuan kita.
Salah satu bentuk seksisme di tempat kerja yang paling umum dirasakan adalah gaji lebih rendah dari laki-laki di sebuah perusahaan dalam satu profesi atau jenjang jabatan.
Baca Juga: Sering Dialami! Kenali Perilaku dan Dampak Seksisme untuk Perempuan
Bentuk seksisme di tempat kerja bisa beragam, dan mungkin tidak disadari oleh para pelakunya.
Oleh karenanya, sulit pula mengidentifikasi pelaku dan praktik seksisme di tempat kerja.
Melansir dari hcamag.com, Institut Kesetaraan Gender Eropa atau EIGE bahkan mengakui jika kasus seksisme adalah sesuatu yang rumit.
"Dalam praktiknya, sulit untuk menyepakati apa yang dimaksud dengan seksisme dan menciptakan lingkungan di mana setiap orang merasa bebas untuk bersuara," tulis EIGE dalam sebuah laporan.
Lebih lanjut, EIGE juga mengungkap beberapa bentuk seksisme di tempat kerja berdasarkan rekomendasi dari Dewan Eropa.
Bentuk-bentuk seksisme di tempat kerja, meliputi:
- Komentar yang bersifat menghina
- Lelucon seksis
- Mengabaikan atau membungkam orang karena berbeda gender
- Berkomentar tentang pakaian dan penampilan fisik
- Bahasa tubuh yang seksis
- Kurangnya rasa hormat
Mirisnya, perilaku seksis juga terjadi meski di masa pandemi Covid-19 di mana aktivitas kerja dilakukan jarak jauh.
Georgette Tan, presiden di United Women Singapore (UWS) menyebut bahwa perilaku seksis dapat ditemukan pula selama pertemuan tatap muka via Zoom.
"Komentar-komentar sembrono selama rapat, apakah itu pertemuan tatap muka atau panggilan Zoom saat ini, sikap seperti itu tidak bisa ditoleransi," ujar Georgette Tan.
Baca Juga: Kesetaraan Gender Menciptakan Kesempatan yang Sama dalam Tempat Kerja
Bagaimana menghadapi rekan kerja yang seksis?
Jika demikian adanya, bagaimana sebaiknya kita menghadapi rekan kerja yang seksis di kantor?
Menurut Georgette Tan, penting bagi perempuan atau siapapun yang mengalami perlakuan seksisme bertindak.
Apabila perlakuan tersebut datang dari rekan kerja, sampaikan saja langsung pada yang bersangkutan.
"Kau tahu itu tidak bisa diterima. Katakan, 'Aku merasa tersinggung. Tolong jangan lakukan itu lagi'," terang Georgette.
Karyawan di semua tingkatan perlu merasa bahwa mereka memiliki kemampuan untuk merespons dengan cara yang sopan dan konstruktif," imbuhnya.
Dengan mengungkapkan langsung apa yang kamu rasakan, rekan kerja yang baik akan meminta maaf.
Mereka akan menghindari pelanggaran itu lagi walaupun suatu ketika ingin melakukannya.
Bahkan, mereka bisa saja akan menjadi lebih berhati-hati pula kepada orang lain yang tidak menegurnya.
Bila perlu, kamu dapat melaporkan tindakan seksisme dari rekan kerja kepada atasan, manajer, atau supervisor.
Tentu saja, tindakan itu bisa kamu lakukan jika rekan kerja bandel dan menyepelekan teguranmu.
"Orang itu (korban seksisme) harus merasa cukup aman untuk melaporkan. Mereka seharusnya tidak merasa akan ada serangan balik," tutur Georgette Tan.
"Seharusnya tidak takut selama mereka tahu yang dilakukan adalah benar, dan mereka merasa diberdayakan untuk melakukannya."
"Mereka setidaknya harus bisa berbicara dengan HR dan menjelaskan situasinya," tutup Georgette Tan.
Baca Juga: Jadi Korban Bullying di Tempat Kerja? Hadapi dengan Cara Ini
Nah, begitulah kiranya bentuk seksisme yang dapat terjadi di tempat kerja dan cara menghadapinya.
Semoga Kawan Puan tidak mengalaminya dan berani berbicara seandainya mengalami, ya. (*)