Memenuhi Ekspektasi untuk Menghindari Konflik
PARAPUAN berkesempatan berbincang dengan seorang perempuan tipe Pengampu bernama Talita Putriyanti (32) via sambungan telepon pada Rabu (30/6/2021).
Dia tinggal bersama suami dan putri kecilnya yang masih berusia tiga tahun di Medan, Sumatera Utara.
Ibu satu anak ini menilai bahwa dirinya berusaha memenuhi ekspektasi orang lain dan lingkungan sebab dia merasa ada tekanan dari sekitarnya untuk menuruti dan memenuhi ekspektasi tersebut.
"Mungkin karena tekanan, jadi saya merasa seperti tidak tenang kalau saya tahu ada harapan tertentu (dari orang lain dan lingkungan terhadap saya), tapi saya cuek atau tidak memikirkan (ekspektasi) itu," ujar Talita, Rabu.
Baca Juga: 5 Dampak Buruk dari Penuhi Ekspektasi Orang, Sang Pengampu Wajib Tahu
Tekanan tersebut membuat dirinya sering merasa tertekan atau terpaksa untuk memenuhi ekspektasi orang lain dan lingkungan, meski sering kali ekspektasi itu bertentangan dengan apa yang dia inginkan.
Adapun pihak yang paling sering memberikannya sejumlah ekspektasi untuk dipenuhi adalah orangtuanya sendiri.
Menurut perempuan kelahiran 29 April 1989 di Bandung, Jawa Barat ini, dia terpaksa memenuhi ekspektasi kedua orangtuanya untuk mencegah konflik dengan mereka.
"Karena itu merupakan cara termudah (untuk dilakukan) supaya tidak bertengkar (dengan orangtua)," ucap Talita.