Tak Banyak yang Tahu, Imunoterapi untuk Kanker Kapala dan Leher

Maharani Kusuma Daruwati - Selasa, 13 Juli 2021
Imunoterapi untuk terapi penderita kanker kapala dan leher
Imunoterapi untuk terapi penderita kanker kapala dan leher PORNCHAI SODA

Gejala lain, misalnya ditemukan benjolan atau karena merasakan telinga dan hidung seperti penuh.

Ternyata setelah ditelusuri dari keluhan pasien tersebut ditemukan semacam benjolan.

“Tercium bau busuk dari mulut dan hidung harus dikaitkan gejala lain. Sakit kepala terus, hidung terasa penuh ada bengkak di pipi misal di daerah sinus hingga wajah asimetrik,” papar dr. Andhika.

Ia menuturkan bahwa kebanyakan pasien kanker leher dan kepala diketahui ketika sudah dalam kondisi stadium lanjut, yakni stadium IIIB dan IV.

"Kebanyakan orang kita itu datang ketika dengan keluhan baru kontrol. Sehingga diketahui setelah stadium lanjut," ungkapnya.

Baca Juga: Deretan Gejala yang Timbul Jika Kadar Estrogen Perempuan Rendah

Perlu diwaspadai bahwa kanker kepala dan leher banyak terdiagnosa pada usia diatas 50 tahun dimana risiko hingga dua kali lipat terjadi kepada pria.

“Masih ada hubungan dengan merokok, laki-laki karena faktor mayoritas risiko rokok tembakau. Bisa 4 hingga 10 kali lipat risiko muncul. Lainnya risiko alkohol, infeksi karena penyakit menular dan virus HPV,” jelas dr. Andhika.

Di dunia, pada tahun 2020 diagnosa baru kasus kanker yang menyerang bibir dan rongga mulut, orofaring, laring, hipofaring, nasofaring dan kanker kelenjar ludah mencapai 932.000 orang, seperti dikutip dari msd.com.

Berdasarkan data Globocan 2020 menyebut bahwa lima tahun terakhir kasus kejadian kanker nasofaring mencapai 54.670 kasus di mana dari 100.000 orang ada 20 orang yang terkena.

Untuk kasus baru mencapai 19.943 dengan kematian 13.399 orang.

dr. Andhika memaparkan, semakin cepat terdeteksi maka akan semakin besar pula angka kesembuhan dan survival rate dia.



REKOMENDASI HARI INI

4 Momen Memukau di Konser Isyana, Dari Duet hingga Kehangatan Keluarga