Parapuan.co - Asam folat memang lebih familiar di kalangan ibu hamil.
Kandungan asam folat umumnya dapat ditemukan pada produk-produk suplemen atau susu khusus ibu hamil.
Padahal, nutrisi yang satu ini tidak cuma penting buat ibu hamil saja, lho.
Asam folat sejatinya merupakan salah satu keluarga dari vitamin B, tepatnya vitamin B9.
Vitamin ini secara alami terdapat dalam beberapa sayuran dan buah-buahan, tapi tak jarang pula vitamin ini difortivikasi pada roduk-produk makanan seperti sereal, beras, pasta, atau roti.
Baca Juga: Tak Hanya untuk Fisik, 5 Vitamin Ini Bisa Bantu Atasi Gangguan Kecemasan
Asam folat menjadi populer di kalangan ibu hamil, sebab salah satu vitamin B ini disebut dapat mencegah bayi mengalami cacat lahir.
Dikutip dari Harvard T.H. Chan School of Public Health, kekurangan asam folat pada masa kehamilan berpotensi besar menyebabkan bayi lahir dengan kelainan tulang belakang (spina bifida) dan kelainan pada otak (anencephaly).
Karenanya, ibu hamil perlu dipastikan mendapatkan cukup asupan asam folat demi mengurangi kemungkinan cacat lahir tersebut.
Akan tetapi, asam folat tak hanya perlu dikonsumsi pada masa kehamilan.
Sejatinya, pemenuhan kebutuhan akan asam folat idealnya dilakukan setiap harinya, tak hanya berlaku pada ibu hamil, tapi semua perempuan dan bahkan laki-laki.
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyebutkan bahwa setiap perempuan sejatinya membutuhkan 400 mikrogram asam folat setiap harinya.
Rekomendasi ini tak terbatas hanya untuk ibu hamil, tapi untuk seluruh perempuan dalam usia produktif.
Sejalan dengan pernyataan CDC, Harvard T.H. Chan School of Public Health pun menyebutkan jika kebutuhan akan 400 mikrogram asam folat ini penting bagi perempuan maupun laki-laki berusia 19 tahun ke atas.
Sementara, kebutuhan asam folat bagi ibu hamil dan menyusui lebih besar lagi, yakni masing-masing 600 mikrogram dan 500 mikrogram.
Baca Juga: 6 Penyakit yang Mungkin Muncul karena Kebanyakan Minum Vitamin C
Bahkan disebutkan pula jika orang yang mengonsumsi minuman beralkohol secara rutin harus mendapatkan asupan asam folat sekurang-kurangnya 600 mikrogram.
Jumlah ini sama besarnya dengan kebutuhan asam folat bagi ibu hamil, sebab konsumsi alkohol dapat mengganggu penyerapan asam folat pada tubuh.
Kebutuhan akan asam folat yang terbilang tinggi ini bukannya tanpa alasan.
Asam folat berperan lebih dari sekadar nutrisi penting bagi ibu hamil demi mencegah terjadinya cacat lahir pada si buah hati.
Vitamin B yang satu ini memegang peranan penting dalam metabolisme, dan pembentukan sel darah merah dan sel-sel tubuh lainnya.
Dilansir dari WebMD, Kekurangan asam folat dapat menyebabkan anemia, sebab tubuh tidak memproduksi cukup sel darah merah, sehingga menimbulkan gejala-gejala seperti pusing, sulit untuk fokus, dan perubahan pada kondisi kulit, rambut, dan kuku.
Lebih lanjut, kekurangan asam folat tak baik pula untuk kesehatan jantung.
Pasalnya, asam folat atau vitamin B9, bersamaan dengan vitamin B6 dan B12, berperan dalam mencegah terjadinya penyakit jantung dan stroke.
Asam folat pun dikaitkan dengan menurunnya risiko kanker.
Baca Juga: Berisiko Sebabkan Kanker, Ini Alasan Kentang Tak Boleh Disimpan di Kulkas
Asam folat dipercaya dapat menekan pertumbuhan beberapa jenis kanker sejak dini, serta menghambat pertumbuhan sel kanker yang sudah berkembang.
Lebih pentingnya lagi, asam folat diperlukan oleh tubuh untuk menjaga kesehatan otak, yang berhubungan pula dengan kesehatan mental.
Tak terpenuhinya kebutuhan asam folat dapat meningkatkan risiko depresi.
Bahkan, kadar asam folat yang rendah pada tubuh pun berpotensi menyebabkan demensia dan gangguan kognitif lainnya.
Untuk itu, jangan pernah remehkan kecukupan asupan asam folat harian, ya.
Pemenuhan asupan asam folat dapat diperoleh dari makanan seperti bayam, brokoli, alpukat, pisang, dan kacang-kacangan.
Asupan vitamin B9 pun dapat dipenuhi melalui konsumsi suplemen asam folat.
(*)