Parapuan.co - Kawan Puan, tak hanya pakaian tradisional Jepang yang memiliki beragam jenis dan gaya, tetapi street style Jepang juga ikut berkembang.
Seperti diketahui, Jepang dikenal dengan anak mudanya yang suka bergaya street style yang memadupadankan berbagai fashion item.
Street style Jepang sendiri terdiri dari beberapa jenis, mulai dari kawaii pinkhouse, gangoro gal hingga cosplay.
Masih dalam momen Japanese Culture Day, ini dia sejarah transformasi street style fashion di Jepang, seperti yang dirangkum dari Google Art and Culture.
Yuk simak ulasannya berikut!
Baca Juga: Selain Kimono, Ini 5 Pakaian Tradisional Jepang yang Perlu Diketahui
Tahun 1980 - 1989
Perkembangan street style Jepang dimulai di tahun 1980.
Sejak saat itu, muda-mudi Jepang mulai mengikuti style hype pada masanya.
Fashion street style tahun 1980an yang dulu sempat hits, salah satunya adalah Japanese preppy.
Street style satu ini mengambil ilustrasi seragam sekolah di Jepang yakni memadupadankan rok mini, kemeja dengan simpul pita diatasnya.
Mereka juga tak lupa menambahkan blazer untuk melengkapi street style preppy ini.
Agar semakin menggambarkan kesan preppy, perempuan Jepang pada masa itu juga menambahkan penak-pernik kampusnya seperti emblem dan lain sebagainya.
Selanjutnya di tahun 1986, Majalah Olive menjadi tren sehingga banyak remaja yang mengikuti street style di dalam majalah tersebut.
Olive girl memiliki ciri khas baju tebal dilengkapi kerah lebar serta warna-warna cerah seperti putih, merah dan sebagainya.
Kawan Puan, street style olive girl ini ternyata merupakan awal kemunculan harajuku Jepang, lho!
Hal ini terlihat dari celana ripped jeans, pita rambut, gaya rambut serta kaus kaki motif seperti foto di atas.
Baca Juga: Desainer yang Mensponsori Seragam Olahraga di Olimpiade Tokyo 2020 (Bagian 2)
Menjajaki tahun 1988, street style fashion Jepang mulai berganti ke shibuya casual style.
Seperti foto di atas, style ini mengkombinasikan long sleeved shirt putih dan skinny jeans.
Sebagai pelengkap, shibuya casual style identik dengan syal diikatkan di pinggang.
Pada masa itu hampir semua perempuan Jepang menggunakan street stye satu ini ketika bepergian.
Tahun 1990 - 1999
Street style shibuya casual style bertahan cukup lama di Negeri Sakura, bahkan popularitasnya baru tergantikan ketika memasuki tahun 1992.
Di tahun ini, merek Amerika seperti MCM dan LA Gear mendominasi fashion Jepang.
Hal ini tak ayal membuat perempuan Jepang mengganti street style mereka dari shibuya casual style menjadi French casual women.
Street style ini memiliki ciri khas blazer, inner berwarna senada serta aksesori berupa tas berbahan kulit.
Untuk bawahannya, style French casual women menggunakan celana jeans warna gelap seperti hitam.
Street style satu ini memiliki konsep casual mirip seperti tahun sebelumnya, hanya saja lebih mengikuti tren perempuan di Negara Prancis dan Amerika.
Baca Juga: Punya Kulit Sehat dan Awet Muda, Ini 7 Rahasia Cantik ala Perempuan Jepang
Gaya fashion ala sekolah Jepang kembali tren di tahun 1994.
Street style shool girl kawaii menekankan outfit pelajar dengan kombinasi rok mini, kemeja dan crop blazer.
Di masa itu, perempuan juga sudah mulai menggunakan berbagai aksesori mulai dari pita lebar untuk menampilkan kesan kawaii nan imut.
Mengakhiri tahun 90an, street style ganguro gal mulai menarik perhatian perempuan Jepang.
Aksesori fashion ini cukup nyentrik dengan wig, bulu mata palsu dan pita besar.
Sementara untuk fashion-nya, ganguro gal mengkombinasikan inner, blazer, rok mini serta long boots berwarna gelap.
Baca Juga: Punya Kulit Sehat dan Awet Muda, Ini 7 Rahasia Cantik ala Perempuan Jepang
2000 - 2009
Mengawali tahun 2000, perempuan Jepang mulai sadar akan pentingnya barang mewah.
Mereka mulai mengkombinasikan aksesori branded dengan gaya fashion-nya, tak terkecuali street style kawaii pun meluas menjadi unisex kawaii.
Unisex kawaii ini mengkombinasikan pakaian laki-laki dan perempuan menjadi satu kesatuan outfit.
Seperti foto di atas menggunakan oversized sweater printed warna pink dengan celana pendek.
Di tahun 2000 ini kawaii mulai dipakai oleh semua muda mudi Jepang termasuk laki-laki.
Enam tahun setelahnya, street style serebukei mulai menggantikan unisex kawaii.
Perempuan Jepang tak hanya menggunakan fashion rancangan lokal, namun mulai membeli produk luar negeri.
Hal ini terlihat dari penggunaan leather jacket hitam, mini dress dikombinasikan dengan stocking hitam transparan.
Untuk aksesorinya, foto di atas juga terlihat memakai syal serta kacamata hitam.
Di tahun ini hampir tak ada batasan antara perempuan dewasa dan remaja, semua bisa menggunakan street style serebukei.
Baca Juga: Selain Sushi, Ini Makanan Tradisional Jepang yang Wajib Dijajal
Jepang pun cukup mengikuti pergerakan fashion dunia global.
Tepatnya di tahun 2008, fast fashion mulai memasuki Negeri Sakura ini dan menarik minat perempuan Jepang.
Apalagi Brand seperti H&M, Top Shop mulai membuka gerai di Jepang membuat kemudahan berbelanja bagi fashion enthusiast.
Perempuan Jepang mulai terlihat modis, layaknya artis dengan potongan baju keluaran merek ternama dunia.
Tahun 2010 - 2017
Fast fashion di Jepang bertahan cukup lama hingga memasuki tahun 2010.
Di awal tahun 2010, perempuan Jepang mulai mengkombinasikan fast fashion dengan style asli masyarakat sehingga tercipta mode super mix.
Perpaduan antara dua fashion ini ternyata menghasilkan outfit manis, lho.
Salah satu hasil adaptasi dari super mix adalah mote kei.
Style ini memadupadakan outfit mahasiswi Jepang dengan outer, bucket hat, sepatu serta tote bag besar.
Mote kei juga menambahkan syal atau simpul pita di kerah bajunya.
Baca Juga: 4 Destinasi Wisata Menarik di Jepang untuk Dikunjungi Setelah Pandemi
Kartun anime mulai mendunia, tak ayal street style fashion Jepang pun berubah menjadi cosplay.
Seperti foto di atas, perempuan tersebut tampak mengubah tatanan rambut, make up, busana hingga sepatunya mengikuti karakter anime favoritnya.
Cosplay bertahan cukup lama hingga di Jepang, hingga tergantikan oleh street style retro classic di tahun 2016.
Generasi millenial Jepang mulai beralih ke street style retro classic dengan busana simpel nan chic.
Foto di atas tampak memadupadankan dress motif nuansa retro dan outer cardigan pink klasik.
Agar terlihat lebih retro, model juga terlihat mengenakan kalung berbentuk bulat serta sandal gladiator.
Wah ternyata banyak juga ya transformasi dari setiap street style fashion di Jepang.
Budaya Japan fashion ini memang sangat menarik untuk diketahui sejarahnya ya, Kawan Puan.
Kalau kamu lebih suka street style Jepang yang mana nih?(*)