Parapuan.co - Kondisi kesehatan seksual dan reproduksi perempuan menjadi hal penting diperhatikan, namun masih dianggap tabu oleh sebagian masyarakat.
Bicara mengenai sistem reproduksi perempuan, terdapat sejumlah masalah kesehatan organ yang tak banyak diketahui karna tidak memberikan gejala.
Tak heran jika penyakit yang berkaitan dengan reproduksi perempuan kerap disebut sebagai silent killer.
Nah, kali ini PARAPUAN akan membahas mengenai salah satu masalah kesehatan seksual dan reproduksi perempuan yakni vaginosis bakterialis.
Melansir dari laman Healthline, vaginosis bakterialis merupakan infeksi vagina yang banyak dialami perempuan.
Baca Juga: Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan: Usia Tepat untuk Hamil bagi Penderita PCOS
Kondisi penyakit ini disebabkan oleh pertumbuhan berlebih dari jenis bakteri tertentu pada vagina.
Gejala dari penyakit ini dapat berupa bau tidak sedap di area miss V, keputihan, dan ketidakanyamanan.
Namun, dalam beberapa kasus tertentu masalah kesehatan organ kewanitaan ini juga tidak memberikan gejala sama sekali.
Penyakit ini dapat disembuhkan, namun para penyintas bisa kembali terinfeksi.
Vaginosis bakterialis mempengaruhi campuran bakteri di vagina dan dalam kondisi ini juga terjadi ketidakseimbangan bakteri, antara bakteri baik dan berbahaya seperti Gardnerella vaginalis.
Tak perlu khawatir, masalah ini tidak menular, tapi, sering terjadi pada mereka yang aktif secara seksual.
Kali ini, PARAPUAN rangkum cara mencegah reinfeksi dari vaginosis bakterialis.
1. Memerhatikan kebersihan vagina
Mengingat vagina menjadi organ yang cukup unik karena bisa membersihkan dirinya sendiri, maka kamu tak perlu repot menggunakan sabun pembersih untuk menjaga kesehatan seksual dan reproduksi perempuan.
Kawan Puan cukup membilas area tersebut dengan air hangat saja.
Selain itu, kamu juga perlu melakukan hal seperti :
- Menghindari douching, karena kebiasaan ini dapat meningkatkan risiko reinfeksi BV
- Bersihkan miss V setelah buang air kecil atau buang air besar dengan mengusap dari depan ke belakang
- Rajin mengganti liner, pembalut, atau tampon saat menstruasi
- Hindari pemakaian produk wewangian atau penghilang bau untuk vagina
Baca Juga: Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan: 5 Hal yang Tidak Boleh Dilakukan Pengidap PCOS
2. Kenakan pakaian dalam yang mudah menyerap keringat
Selain memperhatikan kebersihan area miss V, kamu juga perlu mempertimbangkan terkait bahan pakaian dalam yang dikenakan.
Karena, pakaian dalam dapat memengaruhi kesehatan organ kewanitaan secara keseluruhan.
Secara umum, disarankan untuk memilih pakaian dalam yang longgar, ringan, menyerap keringat, dan terbuat dari bahan alami seperti katun.
Selanjutnya untuk pencucian pakaian dalam, dianjurkan menggunakan deterjen cucian hypoallergenic guna membantu jika kulit di sekitar vagina rentan terhadap iritasi.
3. Gunakan kondom
Tahukah kamu bahwa paparan air mani dapat mengganggu kondisi vagina?
Menurut penelitian yang diterbitkan dalam Infectious Diseases in Obstetrics and Gynecology tahun 2011, paparan air mani berhubungan dengan peningkatan risiko infeksi vaginosis bakterialis.
Bagi Kawan Puan yang menjadi penyintas dari BV, penggunaan kondom secara konsisten dapat mencegah kamu terinfeksi kembali.
Perlu diperhatikan bahwa seks oral juga dapat meningkatkan risiko BV, karena berdasarkan penelitian, air liur dapat mentransfer bakteri ke dalam vagina yang dapat menyebabkan pertumbuhan bakteri yang berlebihan dan BV dapat berkembang.
4. Pertahankan pH vagina yang sehat
Kondisi pH vagina yang terlalu basa dapat memicu terjadinya pertumbuhan bakteri yang berkaitan dengan vaginosis bakterialis.
Untuk itu, dianjurkan untuk menjaga pH vagina tetap normal yakni sedikit asam untuk membantu mencegah terjadinya reinfeksi.
Salah satu cara untuk mencegah pH vagina terlalu basa adalah dengan menggunakan gel yang mengandung asam laktat.
Baca Juga: Ini Pentingnya Periksa Rutin Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan
5. Kelola stres
Meskipun stres tidak dapat dihindari, namun sejatinya kamu dapat mengelolanya dengan baik.
Karena, terlalu banyak tekanan stres dapat berdampak negatif pada kesehatan, termasuk kesehatan reproduksi.
Berdasarkan penelitian yangd dilakukan University of Sheffield tahun 2018 menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara hormon stres kortisol yang tinggi dengan vaginosis bakterialis.
Nah, ada beberapa cara sehat untuk mengelola stres, sekaligus mencegah kortisol memengaruhi pH vagina dan kesehatan tubuh secara keseluruhan, seperti :
- Olahraga : Melakukan aktivitas fisik dapat meningkatkan produksi endorfin, yakni yang dikenal sebagai neurotransmiter bahagia. Endorfin juga dapat membantu mengurangi perasaan stres yang sedang kamu hadapi.
- Relaksasi dengan bernapas dalam-dalam : Teknik pernapasan yang dikenal dengan pernapasan diafragma ini telah terbukti efektif untuk menurunkan tingkat stres dan memperbaiki kondisi mental.
- Yoga : Aktivitas fisik satu ini dapat membantu mengurangi perasaan stres dan kecemasan.
Nah, di atas adalah cara mencegah terjadinya reinfeksi masalah kesehatan seksual dan reproduksi perempuan, vaginosis bakterialis.
Semoga Kawan Puan dapat terhindari dari penyakit ini ya! (*)