Selain itu, metode ini mengajak pasangan untuk lebih fokus pada inti masalah tanpa menyasar topik lain di luar konteks masalah utama.
Bagi perempuan menikah yang tidak terbiasa membicarakan konflik dengan cara ini mungkin akan mengalami kesulitan saat memulai.
Oleh karena itu untuk memulainya, Clarke dan Campbell menyarankan untuk membiasakannya dengan hanya tiga menit (3-3-3).
Jika sudah terbiasa, perlahan diubah menjadi 5-5-5 saat pasangan mulai merasa lebih nyaman.
Masih dari sumber yang sama, berikut hal yang perlu diperhatikan dalam menerapkan metode 5-5-5.
Baca Juga: BKKBN Sebut Perempuan Menikah Harus Memiliki 10 Kesiapan, Apa Saja?
1. Konflik Muncul karena Ada Batasan yang Dilanggar
Konflik menjadi tanda hubungan yang sehat karena hal tersebut menunjukkan pasangan masih memiliki gairah dalam berhubungan.
Jika dalam sebuah hubungan tidak terdapat konflik, indikasinya pasangan menjadi acuh tak acuh atau salah satu telah menyerah pada hubungan tersebut.
Saat pasangan masih memberikan batasan yang ia suka ataupun tidak, maka hal tersebut menunjukkan adanya konflik dan gairah dalam hubungan.
Untuk mengatasi perbedaan tersebut, maka wanita menikah dan pasangannya perlu mengetahui lebih dulu apa yang sebenarnya menjadi akar permasalahan.
Mengetahui akar masalah akan memudahkan pasangan saling memahami inti permasalahan sebelum memulai metode 5-5-5.