Dengan memilih produk yang berfungsi ganda (multitasking products) ini akan menjadi langkah praktis perawatan kulit seraya tetap memberi perhatian yang tetap maksimal bagi kulit.
Dikutip dari data yang dirilis Shalmont 2020, industri kecantikan pun telah menghasilkan 120 miliar kemasan setiap tahunnya dan kebanyakan kemasan tersebut tidak dapat didaur ulang.
Jadi selain menghemat waktu (dan uang), rutinitas perawatan kulit skinimalism dianggap membantu meminimalisir pencemaran lingkungan.
2. New Glow
Glowing atau whitening products menjadi varian teratas yang dicari karena paradigma cantik Indonesia masih tentang kulit putih, kinclong, mulus tanpa noda.
Itulah sebabnya tahun lalu produk yang menggunakan high dose dan exfoliating agent seperti niacinamide, AHA, dan retinol menjadi hype.
Penggunaan produk dengan kandungan demikian sebenarnya tidak ada salahnya jika disertai dengan pantauan dan cara penggunaan yang benar.
Dr. Trifena menyebutkan, "Kandungan produk semacam itu lazim disebut dengan istilah medical grade skincare, tidak menimbulkan masalah jika digunakan di bawah pantauan dokter."
"Namun menjadi masalah ketika produk tersebut diproduksi secara massal dan digunakan tanpa pemberian informasi yang jelas dan benar," terangnya.
Baca Juga: Skincare hingga Makeup, Ini Tren Kecantikan yang Populer Sepanjang 2021