Parapuan.co - Memasuki tahun baru, setiap orang membuat resolusi 2022 dari segala aspek, mulai dari finansial, pekerjaan, hingga penampilan.
Apa pun resolusi 2022 tersebut, tujuannya tentu untuk meningkatkan kualitas hidup, termasuk dengan menjaga kesehatan fisik dan mental hingga kecantikan.
Pasalnya, tak bisa dimungkiri, selama masih ada pandemi kita akan dihadapkan dengan masalah kulit baru yaitu maskne (mask acne) atau jerawat karena masker.
Tak heran jika berbagai macam cara pun dilakukan untuk mengatasi masalah kulit, mulai dari melakukan perawatan sendiri hingga datang ke klinik kecantikan.
Selaras dengan itu, dokter sekaligus Chief Cosmetic Scientific and Research Department PT. Kaizen Aesthetic Medicore, Dr. dr. Trifena, MSi (Herb. Est), MBiomed (AAM) mengungkapkan, ada beberapa hal di industri kecantikan yang akan menjadi tren di 2022.
Simak, inilah 8 tren kecantikan dan perawatan yang bisa menjadi resolusi 2022 kamu menurut dokter, mulai dari teknologi hingga perawatan berbasis ilmiah. Apa saja, ya?
1. Skinimalism
Skinimalism berfokus pada penggunaan produk perawatan kulit seminimal mungkin untuk mendapatkan manfaat maksimal bagi kulit.
Produk dengan konsep skinimalism misalnya toner dengan asam salisilat untuk membersihkan jerawat dan komedo, kemudian produk pelembap yang dilengkapi tabir surya.
Baca Juga: 7 Tren Kecantikan yang Akan Populer di Tahun 2022, Ada Skincare Berbasis DNA
Dengan memilih produk yang berfungsi ganda (multitasking products) ini akan menjadi langkah praktis perawatan kulit seraya tetap memberi perhatian yang tetap maksimal bagi kulit.
Dikutip dari data yang dirilis Shalmont 2020, industri kecantikan pun telah menghasilkan 120 miliar kemasan setiap tahunnya dan kebanyakan kemasan tersebut tidak dapat didaur ulang.
Jadi selain menghemat waktu (dan uang), rutinitas perawatan kulit skinimalism dianggap membantu meminimalisir pencemaran lingkungan.
2. New Glow
Glowing atau whitening products menjadi varian teratas yang dicari karena paradigma cantik Indonesia masih tentang kulit putih, kinclong, mulus tanpa noda.
Itulah sebabnya tahun lalu produk yang menggunakan high dose dan exfoliating agent seperti niacinamide, AHA, dan retinol menjadi hype.
Penggunaan produk dengan kandungan demikian sebenarnya tidak ada salahnya jika disertai dengan pantauan dan cara penggunaan yang benar.
Dr. Trifena menyebutkan, "Kandungan produk semacam itu lazim disebut dengan istilah medical grade skincare, tidak menimbulkan masalah jika digunakan di bawah pantauan dokter."
"Namun menjadi masalah ketika produk tersebut diproduksi secara massal dan digunakan tanpa pemberian informasi yang jelas dan benar," terangnya.
Baca Juga: Skincare hingga Makeup, Ini Tren Kecantikan yang Populer Sepanjang 2021
Dengan pemahaman tentang skincare yang tepat, serta konsep cantik yang tidak selalu harus putih, maka paradigma masyarakat tentang white atau glow berangsur berubah.
Masyarakat Indonesia mulai berfokus bukan sekedar tampak putih, tetapi juga pada bagaimana membuat kulit tampak bercahaya, sehat, dan “hidup”.
3. Efficacious & Evidence-based Skincare
Di tahun 2022, pengguna skincare semakin tertarik untuk memahami efikasi dan bukti ilmiah dalam setiap formulasi produk perawatan kulit.
Efikasi merujuk pada produk perawatan kulit yang memiliki manfaat yang baik dan terbukti secara ilmiah, tidak hanya sekedar wangi dan nyaman digunakan.
Penggunaan produk dengan kandungan zat aktif yang memelihara skin barrier adalah contoh meningkatnya minat terhadap produk perawatan kulit berbasis ilmiah dan berefikasi tinggi.
Produk dengan bahan yang melindungi skin barrier akan tetap menjadi tren seiring semakin meningkatnya kebutuhan medical skincare.
Produk dengan skin barrier protection akan membantu memperkuat dan mendukung struktur barrier kulit.
Hal ini diperlukan untuk mencegah hilangnya kelembapan, rusaknya struktur kulit, serta mencegah kulit dari bakteri jahat atau iritasi eksternal.
Baca Juga: Jelang Tahun 2022, Affi Assegaf Prediksi Skincare Masih Mendominasi Tren Kecantikan
"Bila sistem barrier kulit terganggu, kulit akan rentan terhadap kekeringan, pengelupasan berlebihan, kemerahan, rasa terbakar, perih, sensitivitas; yang mana dapat memperburuk kondisi kulit seperti timbulnya jerawat dan dermatitis," jelas dr. Trifena.
Tambahnya, "Kerusakan ini akan membuat kulit lebih sulit untuk mentolerir produk perawatan kulit, khususnya yang mengandung bahan-bahan seperti retinoid atau exfoliator."
4. Stress Care is the True Skincare
Apakah kamu menyadari munculnya jerawat di masa pandemi (maskne) adalah salah satu contoh yang menunjukkan korelasi stres dengan kecantikan kulit kita?
Kulit merupakan bagian terluar dari tubuh dan ternyata menjadi salah satu indikator tentang apa yang terjadi di dalam tubuh.
"Stres memicu pelepasan hormon yaitu kortisol yang merupakan bahan kimia yang berfungsi merangsang respons fisiologis dalam tubuh kita," ujar dr. Trifena.
"Pelepasan kortisol yang tidak terduga dan berlebihan akan mengganggu hormon lain. Hal inilah yang memicu peningkatan produksi sebum, salah satu penyebab timbulnya jerawat," jelasnya.
Jadi, prinsip dan fakta utamanya ialah perhatian khusus terhadap manajemen stres merupakan perawatan tubuh yang sejati, tidak terkecuali kulit.
Pengaturan jam tidur yang baik serta pemilihan jenis makanan yang sehat menjadi dasar perawatan stress care yang tentunya berdampak positif pada kecantikan dan kesehatan kulit.
Baca Juga: 5 Tren Kecantikan Terbaru yang jadi Skincare Viral di TikTok, Ada Skin Icing!
5. Beauty-tech and Personalized Skincare
Sejak beberapa tahun terakhir, sebagian produk kecantikan dengan brand ternama melengkapi produk mereka dengan alat portable yang dapat meningkatkan efikasi produk yang digunakan.
Kini telah muncul beberapa teknologi inovatif seperti alat analisis kulit yang dapat digunakan saat berbelanja online, yang memudahkan proses berbelanja produk kecantikan secara lebih otomatis tanpa harus berkonsultasi langsung.
Hal ini menjadi dukungan bagi terciptanya personalized skincare, karena pada dasarnya setiap orang memiliki kebutuhan perawatan kulit yang berbeda.
6. Hybrid Beauty
Hybrid beauty merupakan proses penggabungan beberapa bahan dan manfaat dalam satu produk kecantikan agar dapat saling melengkapi, sehingga bisa menikmati dua atau lebih manfaat perawatan kulit dalam satu produk saja.
Contohnya seperti alas bedak tetapi mengandung serum pengencang, lip cream yang mengandung antipolutan dan antioksidan.
Produk-produk ini selain mengusung konsep skinimalism, juga sesuai dengan tren saat ini dimana semua orang dituntut aktif dan bergerak cepat serta dapat mengefisiensi waktu.
Baca Juga: Tak Hanya Fisik, Ini Tren Baru Kecantikan yang Dipedulikan Perempuan Lintas Generasi
7. Anti-blue Light Skincare
Penelitian menunjukkan blue light dari perangkat elektronik seperti gadget, laptop, atau komputer yang kerap dipakai sehari-hari dapat menyebabkan perubahan pada sel-sel kulit, termasuk kematian sel yang dapat mempercepat proses penuaan.
Selain itu, satu penelitian menyebutkan bahwa blue light disinyalir dapat memicu timbulnya perubahan pigmen pada orang yang berkulit gelap.
Produk dengan zat aktif anti-blue light dan antioksidan, vitamin seperti niacinamide dan vitamin C, serta broad spectrum SPF, dapat menjadi produk yang dapat mengurangi efek buruk blue light.
“Produk dengan konsep anti-blue light dapat dihadirkan sebagai serum, mist, dan bentuk lainnya” ujar dr. Trifena.
8. Beauty Care is Networking Care
Beberapa kandungan zat aktif menjadi booming tidak terlepas karena peranan skinfluencer dan networking media seperti Instagram, TikTok, dan Facebook.
“Sebagai contoh, zat yang sudah sejak lama digunakan dalam formulasi skincare seperti niacinamide mendadak jadi primadona berkat diviralkan di media sosial,” tutur dr. Trifena.
Lebih lanjut, dr. Trifena mengatakan bahwa industri kecantikan nyatanya makin berkembang pesat, bahkan tidak hanya berfokus tentang bagaimana menghasilkan produk yang berkualitas, tetapi juga menjaga networking mereka.
Baca Juga: 4 Langkah Mudah Memulai Tren Sustainable Beauty yang Ramah Lingkungan
Tidak heran jika pada tahun ini mungkin akan banyak ditemukan penjualan produk kecantikan yang dikolaborasikan dengan kopi, minuman atau makanan lainnya, atau mungkin produk lain yang rasanya tidak berhubungan langsung dengan produk kecantikan.
Nah, itulah 8 tren kecantikan yang diperkirakan akan terjadi di sepanjang tahun 2022. Dari sekian tren di atas, manakah yang menarik perhatian kamu? (*)